Led Zeppelin
Led Zeppelin adalah band Rock dari London, Inggris, yang dibentuk oleh Jimmy Page (gitar) pada tahun 1968 dengan nama awal “The New Yardbirds“, berdasarkan pada nama band Jimmy Page sebelumnya, “The Yardbirds“.
Dengan musiknya yang menonjolkan suara gitar yang unik, keras dan berat, campuran pengaruh Blues, Folk dan diberi nuansa Rock, Led Zeppelin dianggap sebagai salah satu nenek moyang Heavy Metal dan Hard Rock.
Led Zeppelin bubar setelah John Bonham (drum) meninggal pada 1980. Namun demikian musik-musiknya melegenda dan tetap dicintai pengemarnya.
Album Led Zeppelin telah terjual lebih dari 300 juta
keping di seluruh dunia, termasuk 111.5 juta unit bersertifikat di
Amerika Serikat, membuat Led Zeppelin menjadi salah satu band paling laris sepanjang masa. Semua album Led Zeppelin mencapai 10 puncak tangga lagu Billboard di Amerika Serikat. Led Zeppelin juga mendapatkan peringkat pertama pada “VH1’s 100 Greatest Artists of Hard Rock“.
Banyak musisi terkenal dan band dari berbagai genre telah mengakui pengaruh musik Led Zeppelin. Antara lain Black Sabbath, Judas Priest, Iron Maiden, Venom, Metallica, Megadeth, Guns N’ Roses, AC/DC, Rush, KISS, Soundgarden, Queen, Van Halen, Red Hot Chili Peppers, Audioslave, Nickelback,
Def Leppard, Rainbow, Pearl Jam, Aerosmith, Whitesnake, Alice Cooper,
Madonna, The White Stripes, Smashing Pumpkins, Lynyrd Skynyrd, Motley
Crue, Boston, Dinosaur Jr., The Cult, Heart, Cheap Trick, Tori Amos, The
Black Crowes, Queens of the Stone Age, Shakira, Ben Harper, Velvet
Revolver, Dio, Beastie Boys, Katie Melua, Gabriella Cilmi, B’z, Junoon,
dan masih banyak lagi.
Led Zeppelin, “The Heaviest Band of All Time“, “Band terbesar tahun 70-an“, “Band Rock paling abadi dalam sejarah“.
Anggota :
- Robert Plant - Vokal, Harmonika
- Jimmy Page - Gitar
- John Paul Jones - Bas, Keyboard
- John Bonham - Drum
Diskografi :
- Led Zeppelin (1969)
- Led Zeppelin II (1969)
- Led Zeppelin III (1970)
- Led Zeppelin IV (1971)
- Houses of the Holy (1973)
- Physical Graffiti (1975)
- Presence (1976)
- The Song Remains the Same [live] (1976)
- The Song Remains the Same [video] (1976)
- In Through the Out Door (1979)
- Coda (1982)
- Led Zeppelin Boxed Set [kompilasi] (1990)
- Led Zeppelin Remasters [kompilasi] (1990)
- Led Zeppelin Boxed Set 2 [kompilasi] (1993)
- The Complete Studio Recordings [kompilasi] (1993)
- BBC Sessions [live] (1997)
- Early Days: Best of Led Zeppelin Volume One [kompilasi] (1999)
- Latter Days: Best of Led Zeppelin Volume Two [kompilasi] (2000)
- Early Days and Latter Days [kompilasi] (2002)
- How the West Was Won [live] (2003)
- Led Zeppelin [video] (2003)
- Mothership [kompilasi] (2007)
- Definitive Collection [kompilasi] (2008)
WAWANCARA JIMMY PAGE
Jimmy Page, lahir di Middlesex, Inggris pada tahun 1944. Pemusik
yang dikenal sebagai arsitek musik Led Zeppelin ini, memulai karirnya
sebagai session guitaris pada awal tahun 60 an. Di samping itu ia juga
dikenal sebagai produser rekaman, antara lain untuk rekaman John Mayall.
Ia mulai bergabung dengan The Yardbirds pada tahun 1966, untuk kemudian
mendirikan Led Zeppelin pada tahun 1968, bersama Robert Plant, John
Paul Jones dan John Bonham. Lewat album pertama Led Zeppelin, yang
berjudul Led Zeppelin, Page tidak hanya menunjukan kepiawaiannya bermain
musik tapi juga kepiawaiannya sebagai produser rekaman, hingga lewat
album Led Zeppelin ia memunculkan dirinya sebagai salah seorang produser
generasi pertama untuk rekaman stereo.
Tahun
1975, bersamaan dengan dikibarkannya perushaan rekaman milik Led
Zeppelin Swan Song, Jimmy Page terjerumus pada penggunaan obat bius.
Ketika Led Zeppelin bubar di tahun 1980, Jimmy Page hilang
dari kancah musik untuk sekitar dua tahun. Ia muncul kembali tahun 1982,
dengan rekaman musik sound track film yang dibintangi oleh Charles
Bronson, Death Wish I dan Death Wish II. Selain itu ia juga
mengkompilasi rekaman Led Zeppelin, yang belum pernah dirilis dengan
judul Coda. Ia juga sempat membentuk grup The Firm bersama Paul Rodgers
ex Free, menghasilkan dua album. Kemudian sempat juga membantu album
solo Robert Plant Now & Zen dan merilis album solo pertamanya Outrider. Tahun 1993 Jimmy
Page merekrut David Coverdale, melahirkan album Coverdale/Page dan
beberapa rangkaian pertunjukan di Jepang. Pada tahun 1994, tanpa
mengajak John Paul Jones Jimmy Page bekerjasama dengan Robert Plant
merilis rekaman akustik No Quarter dan pertunjukan di MTV Unplugged. Dan
pada tahun 1998 Page dan Plant merilis album dengan
karya-karya baru liwat album Walking in Clarksdale, yang gagal di pasar.
Kiprah Page di tahun 2000, ditandai dengan bergabungnya dirinya dengan
konser Black Crows untuk tur dan live album Black Crows live in Greek.
Selain berbagai aktifitas itu, setelah bubarnya Led Zeppelin Page juga aktif memproduseri project-project Led Zeppelin baik itu, DVD, CD dan LP.
Jimmy Page adalah orang terakhir yang ditemui oleh UNCUT untuk di wawancarai. Wawancara berlangsung tanggal 10
Maret 2008 di Hotel Gore, Kenningston ditengah badai terburuk sepanjang
sejarah Inggris dalam 25 tahun terakhir. Terlihat sehat dan rupawan
pada usianya yang ke 64, setelah sedikit berbasa basi untuk perkenalan
wawancara dimulai..
Kenangan dan perasaan seperti apa yang tertinggal pada diri anda atas event 10 Desember tahun kemarin ?
Pertama-tama, saya pikir apa yang menjadi maksud kami telah kesampaian. Jika melihat respon publik, mereka banyak yang tergugah. Pertunjukan ini betul-betul berbeda dengan saat kami latihan. Namun memang inilah yang kami ingin lakukan, permainan berkembang dengan tidak keluar dari kerangka lagunya. Singkatnya, misi yang kami emban telah kami selesaikan.
Adakah saat-saat ketika sedang berlatih ketika anda berpikir “Kita harus main bagus, Kita tak harus memainkan lagu ini……
Yeah, pada saat latihan pertama. Perhatikan situasi psikologis pada saat itu. Jika ada empat anggota band berada dalam satu ruang untuk berlatih bersama, tentu tak ada seorangpun yang mau untuk menjadi penyebab kegagalan latihan yang sedang dilakukan. Semua datang dengan suatu tekad, saya yakin bisa membuat berhasil. Dan sungguh sangat menyenangkan bisa bermain musik dengan kesungguhan seperti itu.
Anda naik ke atas panggung dengan mengenakan kacamata hitam, apa yang bisa Anda lihat di wajah orang-orang yang menonton di barisan depan ?
Saya tidak memperhatikan penonton. Saya merasa tenggelam pada tiga lagu pertama yang disajikan secara medley, non-stop, dan ketika saya membuka kacamata saya, saya juga tidak bisa melihat penonton. Saya sudah hanyut pada musik yang saya mainkan, kami mencurahkan diri kami pada konser ini, kami berkomitmen secara total dan tak ada sesuatupun yang bisa menganggunya- bahkan tidak juga jari saya yang terluka—lupakan itu. Tak ada sesuatupun yang bisa membatalkannya.
Apa musik (lagu) yang paling berkesan yang anda mainkan saat itu ?
Dari mulai feedback yang saya keluarkan, semuanya terbangun hingga lagu “Kashmir” . Semua orang yang hadir, apakah itu penonton biasa atau musisi, menganggap Kashmir luar biasa.
Bagaimana suasana dibelakang panggung, sehabis pertunjukan? Apakah semuanya terasa emosional ?
Memang. Anak-anak saya ada di sana. Saya ingin bertemu mereka sebelum pertunjukan dimulai dan kemudian setelahnya, sejauh yang saya tahu it was going to be intense spectacle for them. Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di ruang bawah dengan keluarga saya, dengan keluarga John Paul Jones, dengan keluarga Robert dengan keluarga Jason. Emosional. Begitu juga di panggung, sangat emosional, namun dalam pengertian positif . Intense. Sangat nikmat rasanya bermain dalam suasana seperti itu.
Hampir semua ulasan media memuji permainan anda, dan John Paul Jones berkata bahwa ini adalah permainan terbaik anda……..
Itu pendapatnya. Saya harus katakan ada beberapa momen. Yaitu, ketika kita harus bertindak spontan pada malam itu. Kita selalu ingin tahu apakah kita masih bisa melakukannya. Saya tahu saya bisa. Orang-orang berpikir bahwa saya sudah tidak bermain musik belakangan ini, padahal tidak, saya selalu bermain musik sepanjang waktu.
Musik Led Zeppelin ditulis ketika anda berusia 20 -30 tahunan. Adakah hal-hal didalam musik tersebut yang sulit untuk dimainkan ketika anda sekarang berusia 60 an ?
Tidak. Saya tidak akan bicara begitu, asalkan secara mental dan fisik kita sehat dan yang memainkan para pemain aslinya, saya tidak ingin mengatakan tiap orang berusia 60 an bisa memainkan musik Led Zeppelin. Ada hal-hal yang jauh lebih kompleks dari bisa anda lihat dan katakan. Ada sesuatu yang tersembunyi bagaimana musik tersebut bisa teramu menjadi satu.
Tentu. Kami juga tidak pernah berpikiran bahwa URIAH HEEP, pada usia 60 an, bisa dengan mudah memainkan musik Led Zeppelin
Tidak. Saya juga tidak akan mampu memainkan lagu Uriah Heep. Namun musik Led Zeppelin saya kira sudah mendarah daging pada diri saya. Sudah menjadi bagian diri saya. I just go into sort of….sebagai contoh sebuah lagu yang kami mainkan saat kami berlatih adalah “The Rover”. Now, kami belum pernah memainkan “The Rovers” sebelumnya, dalam versi lengkap.
Saya selalu berpendapat “The Rover” sebagai gambaran paling bagus tentang Led Zeppelin pada puncak kepercayaan dirinya
That sort of swagger ? I’s got real swagger about it. An intenational swagger.
Well, saya berpikir lebih kepada dakta bahwa anda telah menulis lagu yang hebat, namun tiba-tiba anda memutuskan untuk tidak memasukan lagu tersebut dalam album (House Of The Holly), padahal seharusnya kan masuk dalam album tersebut.
Well, ya. Tapi semua ada tempat dan waktunya. Tempat untuk the Rover ada pada album “Phsycal Gravity”, yang nampaknya memang cocok
Apakah akan ada cd dan dvd yang dikeluarkan dari konser O2 ?
Semuanya memang direkam, namun kita belum ada rencana untuk merilis dvdnya. Kami belum melihat hasil gambar maupun suaranya. Sangat mungkin suatu saat nanti akan keluar dvdnya, namun itu artinya harus kerja keras untuk memprosesnya.
Kami mengetahui liwat media-media yang terbit hari minggu bahwa Robert telah menolak tawaran tur dunia untuk Led Zeppelin. Mengapa ? Mungkinkah tur Led Zeppelin terjadi ?
Fokus kami adalah konser di O2. Itu Fokus saya. Mengenai Robert, ia punya proyek yang perngerjaannya bersamaan dengan Led Zeppelin (bersama Allison Krause), dan berlangsung sukses, yang saya duga membuatnya tak punya waktu untuk Led Zeppelin. Apa yang saya lakukan sekarang…apa yang saya lakukan sekarang….bahwa latihan bersama kami dan pertunjukan di O2 sangat memberi inspiras, OK ? Itu saja yang bisa saya katakan.
Ok, tapi apakah Led Zeppelin….
Itu saja jawab yang bisa saya berikan pada anda.
Tidak bisa melangkah lebih jauh dari itu ?
Saya tidak tahu apa yang telah dikatakan oleh John Paul Jones. Saya juga tidak tahu apa yang telah Robert katakan. Namun saya bisa merasakan, dan…..
Namun terdengarnya anda, anda sendiri, terbuka pada gagasan tur Led Zeppelin, dan mungkin sebuah album ? Saya tidak bermaksud anda membuat janji..
Well, jangan suruh saya membuat janji. Saya tahu bagaimana … Look, saya mulai pembicaraan ini dengan berkata bahwa ada suatu tekad untuk berhasil, ketika kami melakukan latihan. Dan semua memegang betul-betul komitmen tersebut. Sekarang jika anda bicara tentang tur..tentang album baru—hanya satu syarat yang membuat semua itu bisa terjadi. Syarat itu adalah komitmen. Itu yang mebuat konser O2 berhasil.
Namun apakah di kantor Led Zeppelin, telepon terus berbunyi ? Tawaran dari para promotor dari Amerika untuk melakukan tur, tawaran dari para pengusaha rekaman……..
Oh. Ya, saya yakin itu. Saya yakin itu.
Apakah hal seperti itu mengganggu anda ?
Mengapa saya harus merasa terganggu dengan hal itu ? Tidak, saya tidak merasa terganggu.
Dalam hal…..
Saya Tidak merasa terganggu dengan itu. Menurut pandangan saya, begitu banyak orang yang mengenal saya, baik mereka yang hadir di konser O2 maupun yang tidak dan berkata, apakah anda akan melakukan tur ? “Well, pada masa-masa ini tidak. Pada masa-masa ini belum ada rencana..”
Paling tidak, apakah hal ini memberi dorongan dan memberi tekad baru ? Sebagai contoh ketika di wawancara pada tahun 2004 anda berkata –anda sedang menggarap sesuatu yang baru dan radikal, tak terduga— Sudah sampai tahap mana hal yang sedang anda garap itu sekarang ?
Saya akan katakan pada anda secara musik apa yang sedang saya garap. Mereka adalah semacam kendaraan dan kerangka kerja yang dapat diterapkan—karena saya masih ingat satu hal yang saya katakan dalam wawancara tersebut bahwa – riff yang bagus adalah riff yang bagus—namun ini adalah kendaraan-kendaraan yang tak dapat diterapkan dalam beragam situasi. Saya mungkin punya sesuatu yang dapat saya rekam secara mudah dengan orkestra drum etnik atau band rock. Anda mengerti maksud saya ? Atau bisa juga dimainkan secara akustik. Inilah aplikasinya. Namun saya siap, saya siap mempersembahkan materi yang telah saya peroleh.
Saya tidak tahu apakah anda mengingat, Namun sudah sekitar 10 tahun anda tidak merilis album (lagu) baru. Terakhir adalah adalah saat anda merilis album Page & Plant Walking Into Clarkscadale….
Itu tidak masalah. Mengapa harus jadi masalah ?
Ada suatu masa ketika….
Tidak, saya mengerjakan hal-hal lain setelah itu…..ada suatu masa yang..apa ?
Keika anda tak berdaya untuk memenuhi harapan publik untuk mendengar karya terbaru dari anda. Untuk didengarkan, dinikmati dan dikagumi.
Apa, maksud anda, dalam format band ? Oh, ya, ya, itu benar. Tapi saya belum pernah punya band untuk melakukan tur. No, tapi saya sudah mengerjakan beberapa projek.
Namun bukan album baru. Sejak akhir tahun 1998, Anda menggarap sebuah live album bersama The Black Crows, namun itu sesungguhnya tidak bisa disebut album baru.
Ya, tapi saya baru saja selesai mengerjakan sebuah proyek dokumenter, dan saya membuat beberapa karya baru dalam proyek tersebut. Saya memiliki cukup karya baru untuk dijadikan semacam…semacam tantalising dan…..yes, untuk menerapkan kembali to that, shall we say.
Jika Anda melihat kebelakang, pada cara Anda membangun Led Zeppelin pada tahun 1968, apakah semuanya berjalan dengan mudah ? Maksud saya anda menghubungi Terry Reid, untuk menjadikan dia penyanyi Led Zeppelin, dia menolak, namun dia tahu siapa yang lebih tepat untuk mengisi tawaran yang anda berikan, dan ia juga tahu drumer terbaik di Inggris…
Pernahkah anda mendengar lagu River yang dibawakan oleh Terry Reid ? Belum? Karena jika belum, saya hanya berusaha untuk menunjukan apa alasan saya mempertimbangkan Terry Reid untuk bergabung. Selain itu ada sesuatu yang relatif yang berkaitan dengan hal ini secara keseluruhan. Anda berkata bahwa John Bonham adalah drummer terbaik di England ? Ya saya setuju. Namun reputasinya tidak terdengar di London. Namanya juga tidak terdengar di Midlands. Ia baru mulai bermain dengan Tim Rose—ia tentu saja tidak main dengan Robert—namun ketika saya dengar John Bonham bermain—well, memang tidak yang perlu diragukan lagi. Saya katakan , Anda bersimpati pada John Bomham. Semua orang bersimpati pada John Bonham.
Seandainya Terry Reid menerima tawaran untuk bergabung dengan Led Zeppelin, mungkin anda akan memiliki vocalis yang bagus—namun tidak memiliki kualitas luar biasa seperti yang diperlihatkan oleh Robert Plant pada album Led Zeppelin ke 1. Suara yang luar biasa, sexy, ada di antara suara perempuan dan laki-laki. Adakah penyanyi lain yang memiliki suara seperti itu pada saat itu ?
Tidak sampai tingkatan yang dimiliki oleh Robert. Ia menarik range vokalnya jauh di atas yang lain. Terry Reid dan Steve Mariot berkarakter vocal seperti ini, namun bermain di mid-range, sedang Robert mengolah lagi karakter vocal ini. Ia tidak bernyanyi seperti ketika pertama kali saya bertemu dengan dia di Midlands. Setahu saya ia belum pernah menyanyi seperti yang ia perlihatkan di album Led Zeppelin ke 1. Setahu saya John Paul Jones juga belum pernah bermain seperti di album Led Zeppelin ke 1 . Tak ada seorangpun yang bermain seperti itu. Demikian juga saya.
Benarkah lagu “Whole Lotta Love” ditulis di atas panggung pada suatu pertunjukan di Amerika. Ketika anda semua sedang membawakan lagu Gare mimm
Bukan, Bukan. Itu Salah besar. Lagu-lagu tersebut kita garap bersama saat kita sedang (berlatih) mematangkan beberapa lagu untuk dimasukan pada album ke dua Led Zeppelin. Saya memiliki sebuah riff, semua orang sedang berada di rumah saya, dan semuanya bermula dari sana. Tak pernah ditulis di atas panggung. Dari mana anda mendengar itu ?
Saya membaca dari sebuah buku.
(Kasar) Oh, bagus. Benar-benar sebuah informasi yang menyesatkan. Saya harap ini yang terakhir, ini paling tidak akurat.
Anda adalah salah seorangdari kelompok produser di tahun 1968, menjadi kelompok produser yang membuka kesadaran orang untuk tidak hanya mendengarkan musik dari player mono, namun harus pindah ke player stereo dan headphone.
Ya saat itu saya baru melakukan tur bersama The Yardbirds di Amerika, dan sesuatu yang menarik perhatian saya adalah di sana ada dua jenis radio. Yang pertama adalah Radio dengan orientasi top 40, yang berada di jalur AM, yang memutar lagu-lagu dari rekaman single, dan yang satunya lagi radio-radio yang berada di jalur FM, yang biasa memutar lagu satu album penuh. Saya pikir ini luar biasa, karena kita bisa mendengar performa sebuah band secara utuh. Ini membuka pikiran saya. Orang-orang yang mendengar siaran FM inilah yang akan menjadi target pendengar saya.
Namun aspek stereo? Begitu banyak sound effect yang luar biasa yang terdapat pada album Led Zeppelin ke 1 …
Saya tahu dengan pasti, banyak orang-orang yang mendengar lagu menggunakan head phones. Ini hal yang sangat penting pengaruhnya dalam memproduksi sebuah rekaman. You get a lot of movement going on (sambil melambaikan tangan diudara), Disamping senang mengerjakan ini, hal ini juga menghadirkan gambaran luar biasa ketika kita mendengarnya.
Bagaimana sound efek yang unik bisa terdengar pada akhir lagu “When The Leaves Breaks” bisa didapat ? Saya selalu membayangkan anda duduk di sana dengan memegang Joystick…
Memang seperti itu, bukan ? Menarik dalam lagu “…leave breaks” anda mendengar backwards harmonica, backward echo, phasing, dan there’s flanging, dan pada ujungnya anda mendengar this super-dense sound, in layers, semua terhimpun disekitar bunyi drum, dan anda mendengar suara Robert konstan di tengah, dan semuanya mulai membentuk spiral dengan Robert sebagai pusatnya. It’s all done with panning.
Seberapa penting, Led Zeppelin harus jadi grup besar, dikenal secara international, sekaligus juga sebagai grup yang berkualitas ?
Pada awalnya datang pada masa Yardbirds and putting it altogether. Saya memiliki rencana jangka panjang, tidak hanya menjadikan sebuah band yang hanya menghasilkan sebuah single dan trite music. Musik yang dihasilkan harus musik yang bisa berumur panjang, dan harus punya kualitas. Etika semacam itu…..Well, Anda ingin keberhasilan bukan, yang artinya musik kita akan didengar. Dan selain itu teman-teman anda akan berkata, “Wow itu betul-betul grup band yang bagus.” Dan kami tidak, ini kuncinya, tidak perlu kuatir tentang single, atau pikiran wah nanti apa lagi ya setelah “Whole Lotta love” pada album ketiga ? Tidak kami tidak perlu itu ! Sebab jika ya, hal ini akan membatasi kita. Semuanya harus keluar, semuanya harus terbuka, pergi menuju cakrawala, seluas-luasnya, seluas-luasnya dan seluas-luasnya.
Pada lagu “In My Time Of Dying”, di album Physical Graffity, berakhir dengan sebuah joke dan ledakan tawa. Kelihatannya agak tidak cocok, setelah permainan musik yang demikian serius sepanjang 11 menit. Apakah reaksi humor seperti itu memang khas Led Zeppelin di studio ?
Kami hanya merasakan saat-saat yang menyenangkan. Look, kami memang punya kerangka lagu”In My Time Of Dying”. OK, namun itu hanya sebagai landasan kita untuk meluncur dan selanjutnya kami mengerjakan apa yang harus Led Zeppelin kerjakan. Kami ngejam. Kami punya sebuah bola. Kami mainkan.
Ketika anda sedang menggarap DVD The Song Remains The Same, apa yang terlintas dalam pikiran anda pada saat menyaksikan penampilan Jimmy Page muda pada tahun 1973 ?
Well, it was sticky tape & glue, really. Rekaman live itu di ambil oleh para pembuat film dari konser kami, lebih dari tiga malam berturut-turut. Mereka mengambil gambar lebih dari itu, namun mereka mungkin ada masalah dalam soal komunikasi, karena anda akan melihatnya, jika anda melihat flm secara keseluruhan, banyak bagian gambar yang hilang dalam lagu-lagu yang dimainkan. Banyak lubang-lubang di sana Maka saya melakukan gerakan tiruan di Shepprton pada bagian yang saya mainkan di Madison Square Garden, namun meskipun saya punya perkiraan pada lagu yang saya mainkan malam demi malam, tiruan saya tidak bisa persis. Oleh karenanya film The Song Remains the Same yang dirilis pada tahun 70 an, sedikit ada ketidak sempurnaan..
Anda belum menjawab pertanyaan saya. Ketika anda menyaksikan pemain gitar yang sedang bermain di Madison Square Garden, di film The Song Remains The Same—dia adalah pimpinan sebuah band rock terhebat di dunia, ia berpakaian sangat keren, ia memainkan gitar dengan alat penggesek biola, ia memiliki potongan rambut terbaik sepanjang hidupnya…..
Ha ha ha ha ha !
….apakah anda melihat dia dan berpikir, wow—my God – ia begitu mengesankan..
(terdiam) Saya melihat dia dan berpikir, Ia telah sungguh-sungguh menjalaninya. Ia benar-benar menyatu dengan musiknya. Dan itu begitu indah. Saya bisa merasakan itu, dan saya bisa melihat ia memanfaatkan kesempatan-kesempatan. Dan saya juga bisa melihat ia membuat kesalahan-kesalahan.
Anda sering disebut sebagai kurator dari warisan-warisan Led Zeppelin, benarkah ?
Tidak benar, namun tentu saja saya berusaha untuk yakin bahwa karya-karya tersebut tidak yang mencemari. Saya sangat sadar akan itu.
Adakah perasaan yang berbeda bermain bersama Robert di O2 dengan bermain bersama Robert saat tur Page&Plant pada tahun 90 an ?
Tentu saja berbeda, karena penampilan di O2 jauh lebih baik. Dengan tidak bermaksud mengecilkan para pemusik pendukung pada tur Page & Plant, tentu jauh lebih baik memainkan sebuah karya dengan para pemain inti yang ikut mengalami proses pembuatan lagu tersebut. Itu adalah Robert, Itu adalah saya dan itu adalah John Paul Jones.
Mengapa akhirnya proyek Page & Plant tidak berlanjut ?
Lpnya sesungguhnya bagus. Tapi penjualannya terus menurun. Seharusnya ada suatu pemecahan, namun justru ini masalahnya, bukan ? Saya memiliki banyak materi, dan beberapa di antaranya benar-benar bagus, dan Robert sudah mendengarnya, namun ia punya rencana lain. Ia ingin menggarap solo album. Cukup fair.
Robert saat ini sedang menjalani tur dengan Alison Krauss, apakah ini mengganggu anda ? Atau mungkin anda ingin berkata, Hey Robert bagaimana ini dengan Led Zeppelin ?
No, karena ia telah membuat banyak penyimpangan dan hal itu adalah yang ingin ia lakukan. Ia boleh melakukan apa yang ia mau. Kami adalah orang-orang dewasa. Namun saya tahu apa yang inspirasional dan apa yang menantang, dan itulah yang secara pribadi, secara pribadi yang akan menjadi arah tujuan saya.
Seandainya akan ada album baru Led Zeppelin, akankah anda berharap menjadi produsernya, seperti album-album terdahulu ?
Tidak, saya tak berminat untuk itu.
Kami tahu andalah yang punya peran besar, sejak album Led Zeppelin ke 1 hingga yang terakhir, namun apakah anda bisa membayangkan karya-karya tersebut didengar orang 40 tahun kemudian ?
Susah mengatakan bahwa saya masih hidup 40 tahun lagi. Namun kenyataannya saya mendengar musik-musik tahun 30 an, musik rock ‘n’ roll awal tahun 50 an. Saya banyak mendengarkan musik dari masa-masa sebelum saya dilahirkan. Jadi ada kemungkinan Led Zeppelin pun akan diperlakukan demikian. Saya berpendapat bahwa lagu-lagu yang ada dalam album-album Led Zeppelin…saya enggan mengatakannya, merupaka tex book bagi para musisi.. Setiap orang yang memainkan instrument,dan mereka yang punya daya apresiasi , akan banyak hal yang bisa mereka peroleh. Dan tidak hanya itu, bagi orang-orang yang tidak memainkan alat musik sama sekali…..akan banyak hal yang juga bisa mereka peroleh. Mereka bisa mendengarnya. Mereka bisa mengapresiasinya, mengapa atau bagaimana musik Led Zeppelin bisa demikian.
John Bonham (Led Zeppelin)
Nama John Henry Bonham tidak dapat dilepaskan dari sejarah band rock legendaris, Led Zeppelin.
Kepiawannya menggebuk drum membuat lelaki kelahiran 31 Mei 1948 ini
menjadi salah satu panutan bagi banyak pemain drum sampai saat ini.
Sayang usianya hanya mencapai 32 tahum. Drummer dari Britania Raya ini
meninggal pada 25 September 1980 karena diduga kebanyakan mengkonsumsi
minuman keras. Kepergiannya yang mendadak, tidak hanya membuat terpukul
rekan-rekannya, tapi juga penggemar Led Zeppelin di seluruh dunia.
Tak lama setelah kepergian Bonham, para personel Led Zeppelin
memutuskan membubarkan diri. Tidak hanya Led Zeppelin, Bonzo--panggilan
Bonham--pun menjadi legenda musik rock. Bonzo dikenal memiliki pengaruh
yang besar bagi banyak pemain drum. Bonzo lahir di Redditch,
Worcestershier, Inggris. Ayah dan kakek Bonzo memiliki nama serupa, John
Henry Bonham, namun orang-orang biasa memanggil ayah Bonzo dengan
panggilan Jack. Mereka mendirikan perusahaan kayu yang diberi nama JH
Bonham & Son. Sedangkan Joan, ibunda Bonzo, mengelola agen koran
lokal demi menambah penghasilan keluarga dan membesarkan ketiga
putra-putri mereka yang terdiri dari Bonzo, Mike, dan Debbie.
Bonzo tumbuh dan besar dalam lingkungan pekerja industri. Bonzo
sempat bercita-cita meneruskan usaha keluarga yang telah dirintis oleh
kakek dan ayah mereka. Namun cita-cita itu tidak terwujud. Ternyata dia
lebih tertarik dengan drum. Sebenarnya bakat Bonzo bermain drum sudah
terlihat sejak usianya masih 5 tahun. Dia membuat drum dari kardus dan
menggunakan garpu dan pisau sebagai stik. Alhasil banyak peralatan dapur
yang hilang.
Dia mendapatkan snare drum pertamanya pada usia 10 tahun dari sang
ibu, Joan. Pada usia 15 tahun, sang ayah memberikannya satu set drum
komplit. Bonzo sangat menyukai Gener Krupa, drummer jazz. Krupa sangat
berpengaruh dalam musik jazz Amerika karena permainannya yang enerjik.
Bonzo juga mengidolakan Buddy Rich, drummer yang memiliki kemampuan
cepat dalam melakukan roll.
Pada tahun 1960 Bonzo melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah
Lodge Farm County. Bonzol dikenal sebagai anak yang suka berkelahi.
Setelah meninggalkan bangku sekolah, Bonzo bekerja di perusahaan ayahnya
dan mengisi waktu senggang dengan bermain musik dengan band-band lokal.
Terry Web and The Spiders adalah band pertamanya. Dia juga bermain
dengan beebrapa band lain di Birmingham. Bonzo menikah dengan seorang
gadis bernama Pat Phillips pada 1965. Kehidupan keluarga muda ini sangat
pas-pasan.
Dia bergabung dengan grup A Way of Life dan membuat sebuah demo yang
direkam di studio di Birmingham. Pukulan Bonzo yang keras membuat
manajer studio tidak mampu merekam suara dram yang dihasilkan. Manajer
itu mengeluh dan berkomentar,“Dengan pukulan sekeras itu Bonzo bakalan
menjadi dramer yang gak punya masa depan!” A Way of Life pun vakum.
Kemudian Bonzo bergabung dengan grup Crawling King Snakes. Saat itu
adalah pertemuannya dengan vokalis muda bertalenta yang nantinya akan
menjadi vokalis Led Zeppelin, Robert Plant.
Pertemuan Bonzo dengan Jimmy Page adalah kelanjutan dari perjalanann
Bonzo. Saat itu Jimmy sedang mencari personil untuk sebuah proyek baru
setelah band sebelumnya -The Yardbirds- bubar. John Paul Jones (bassis)
adalah orang pertama yang bergabung dengan Jimmy setelah membaca iklan
dari selebaran. Kemudian Jimmy mengajukan tawaran kepada Terry Reid
untuk menjadi vokalis. Hanya saja Terry waktu itu udah menandatangani
kontrak solo karir dengan produser Mickie Most sehingga menolak tawaran
Jimmy. Tetapi dari Terry lah kemudian Jimmy mendapat nama Robert Plant.
Nah, saat Jimmy mengajak Robert untuk bergabung, Robert langsung
merekomendasikan Bonzo. Jimmy sempat menilai Bonzo bukan drummer tepat
untuk bandnya. Permainan Bonzo yang keras membuyarkan keinginan Jimmy
untuk membuat musik akustik. Seperti ada magnet yang kuat, Jimmy justru
tertarik dengan Bonzo, Kemudian mereka melakukan jam session. Sikap
Bonzo yang emosional kerap menyulut kemarahan Jimmy. Meski begitu mereka
akhirnya klop.
Selama hidupnya, Bonzo adalah seorang yang menggilai mobil sport dan
sepeda motor antik. Bonzo juga melakukan proyek-proyek sampingan
bersama musisi-musisi lain. Pada tahun 1969 Bonzo, juga Jimmy dan John
Paul Jones, muncul bersama The Family Dogg’s dalam album A Way of Life.
Pada 24 September 1980, Bonzo meninggalkan peternakannya di Old Hyde di
Worcestershire untuk latihan bersama Led Zeppelin di Studio
Bray,Berkshire. Dia pergi bersama Rex King, salah seorang asisten
manajer.
Latihan ini sebagai persiapan konser keliling Amerika Serikat. Di
tengah perjalanan menuju Berkshire, Bonzo meminta Rex berhenti sejenak
di sebuah pub. Bonzo merasa lapar. Setelah melahap beberapa ham dan
meminum jus jeruk, Bonzo menenggak 16 sloki vodka. Saat di studio, Bonzo
tetap menenggak vodka. Latihan pun selesai sampai di situ sebelum
beberapa saatkemudian seluruh personil berkumpul di rumah baru Jimmy di
daerah Windsor. Di rumah yangterletak di tepian sungai Thames itu, Led
Zeppelin berkumpul untuk terakhir kali.
Dalam satu hari itu, Bonzo diperkirakan telah menenggak sekitar 40
sloki vodka! Keesokan hari, tanggal 25 September 1980, Benji LeFevre
(asisten Robert) mencari-cari Bonzo. Pukul 13.45 Benji yang ditemani
John Paul Jonesmemasuki ruang tidur untuk membangunkan Bonzo.
Menyaksikan wajah Bonzo yang terpejam biru dan pucat. Saat itu Bonzo
sudah tidak bernyawa. Dia dinyatakan tewas akibat terlalu banyak
menenggak minuman beralkohol. Kematiannya sungguh mengejutkan dunia
musik rock. Sebuah komplek pemakaman di pekarangan gereja kecil yang
sunyi di Worcestershire menjadi saksi bisu kunjungan ribuan penggemar
dari Led Zeppelin. Bahkan beredar kabar tidak jarang penggemar band ini
kerap berziarah dan mengadakan upacara kecil di pekarangan Rushock
Parish Church, tempat menaburkan abu jasad Bonzo yang telah dikremasi.
Nisan Bonzo terletak di balik bangunan gereja. Dari sekian banyak
nisan yang tersebar di pekarangan itu. Pengunjung dari berbagai belahan
dunia mengunjungi makam Bonzo. Bahkan setiap 25 September, pengunjung
yang datangberasal dari berbagai belahan dunia. Pada tahun 2005, tepat
25 tahun setelah kepergian Bonzo, Pat menulis di secarik kertas, “I
miss you more each day. My love will never die.
miss you more each day. My love will never die.
Dalam sebuah wawancara, Jimmy mengungkapkan Bonzo adalah seorang
musisi yang luar biasa. “John Bonham adalah seorang musisi yang sangat
luar biasa dan punya teknik yang jauh melampaui orang-orang di
sekelilingnya bahkan pada saat usianya masih belasan, benar-benar
fenomenal,” ujar Jimmy. Bersama Bonham, Led Zeppelin merilis 9 album
dan mencapai sukses dengan hit seperti Stairway to Heaven, Black Dog,
Whole Lotta Love, dan Kashmir. Kematian Bonzo menandai akhir perjalanan
grup musik ini. Meski demikian, beberapa kali grup ini tampil dengan
drummer pengganti, di antaranya putra kandung John, Jason Bonham. (adam/berbagai sumber)
Equipment :
Equipment :
Drums
- Studio and touring kit (1969–1970)
Drums - Ludwig Thermo Gloss Natural Maple
- 15×12ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- Studio and touring kit (1970–1973)
Drums - Ludwig Maple Series in Green Sparkle
- 14×10ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare
- 29ʺ Machine Timpani (1972+)
- 29ʺ, 32ʺ Universal Timpani (1972+)
- Ludwig Speed King Bass pedal
- Studio and touring kit (1969–1970)
Drums - Ludwig Thermo Gloss Natural Maple
- 15×12ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- Studio and touring kit (1970–1973)
Drums - Ludwig Maple Series in Green Sparkle
- 14×10ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare
- 29ʺ Machine Timpani (1972+)
- 29ʺ, 32ʺ Universal Timpani (1972+)
- Ludwig Speed King Bass pedal
- Touring kit (1973–1975) [49]
Drums - Ludwig Amber Vistalite
- 14×10ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare
- 29ʺ Machine Timpani
- 32ʺ Universal Timpani
- Ludwig speed king bass pedal
Drums - Ludwig Amber Vistalite
- 14×10ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare
- 29ʺ Machine Timpani
- 32ʺ Universal Timpani
- Ludwig speed king bass pedal
- Touring kit (1977–1980)
Drums - Ludwig Stainless Steel
- 15×12ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare—42 Strand Snare (vs. the standard 20)[50]
- 29ʺ Machine Timpani (1972+)
- 32ʺ Universal Timpani (1972+)
- Ludwig Speed King Bass pedal
Cymbals
Paiste Cymbals
- Paiste "Giant Beat" series (1969–1970):
15" Giant Beat Hi-Hats (w/ hi-hat tambourine)
18" Giant Beat Multi
20" Giant Beat Multi
24" Giant Beat Ride
- Paiste "2002" series (1970–1980):
15" 2002 Sound Edge Hi-Hats (w/ hi-hat tambourine)
24" 2002 Ride
18" 2002 Medium Crash
20" 2002 Medium Crash
18" 2002 Medium Crash (occasionally)
38" Paiste Symphonic Gong
Ludwig Cowbell (made by Paiste)
Drum heads
- Remo Coated Emperors (or Ludwig equivalent)
Drums - Ludwig Stainless Steel
- 15×12ʺ Tom
- 16×16ʺ Floor Tom
- 18×16ʺ Floor Tom
- 26×14ʺ Bass Drum
- 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare—42 Strand Snare (vs. the standard 20)[50]
- 29ʺ Machine Timpani (1972+)
- 32ʺ Universal Timpani (1972+)
- Ludwig Speed King Bass pedal
Cymbals
Paiste Cymbals
- Paiste "Giant Beat" series (1969–1970):
15" Giant Beat Hi-Hats (w/ hi-hat tambourine)
18" Giant Beat Multi
20" Giant Beat Multi
24" Giant Beat Ride
- Paiste "2002" series (1970–1980):
15" 2002 Sound Edge Hi-Hats (w/ hi-hat tambourine)
24" 2002 Ride
18" 2002 Medium Crash
20" 2002 Medium Crash
18" 2002 Medium Crash (occasionally)
38" Paiste Symphonic Gong
Ludwig Cowbell (made by Paiste)
Drum heads
- Remo Coated Emperors (or Ludwig equivalent)
Bass drum pedal
- Ludwig Speed King Pedal (with tight spring tension)
- Ludwig Speed King Pedal (with tight spring tension)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Info Buat Pecinta Music