Halaman

Senin, 10 Juni 2013

Jet band bubar | Rock n roll info

Jet Mengumumkan Pembubaran Band

 

 

Band rock asal Australia yang menjadi sangat terkenal dengan lagu “Are You Gonna Be My Girl” mereka pada tahun 2003 yang lalu, Jet baru saja mengumumkan tentang pembubaran band mereka.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui website resmi mereka. dan didalam  “A Message To Our Fans” Jet berkata :
“Setelah bertahun-tahun sukses dengan banyak lagu, rekaman dan juga tur kami ingin mengumumkan tentang bubarnya kami sebagai sebuah group, dimulai dari banyak pub, theater , stadium dan festival di seluruh dunia, para penggemarlah yang membuat cerita kami yang luar biasa menjadi mungkin dan kami ingin berterima kasih kepada mereka semua. Terima kasih semuanya, dan selamat malam.”
A Message To Our Fans
Mon, Mar 26, 2012 at 12:45 PM
After many successful years of writing, recording and touring we wish to announce our discontinuation as a group. From the many pubs, theatres, stadiums and festivals all across the world it was the fans that made our amazing story possible and we wish to thank them all. Thank you, and goodnight.
Itulah postingan terakhir di situs resmi band JET yang menyatakan mereka bubar. Sungguh memori indah bagi para penggemar di lagu hits mereka Look what you’ve done dan are you gonna be my girl.
Setelah 11 tahun bersama, band asal Australia ini resmi bubar. Band ini mengumumkan kabar perpisahan mereka di situs resmi Jet,  http://www.jettheband.com Senin malam, 26 Maret 2012 waktu setempat.
“Setelah meraih banyak kesuksesan dalam menulis, merekam, dan tur selama bertahun-tahun, kami ingin mengumumkan bubarnya kami sebagai grup,” ujar Jet
Band yang beranggotakan Nic, Chris Cester, Cameron Muncey, dan Mark Wilson ini tak lupa mengucapkan terimakasih kepada para penggemar yang telah mendukung perjalanan karier musik mereka selama ini. Band yang telah menjual 6,7 juta keping album tersebut juga berjanji akan tetap menghadirkan karya mereka lewat merchandise dan rekaman yang diproduksi ulang. Sementara itu, seluruh personel Jet disibukkan dengan proyek mereka masing-masing. Nic dan Wilson misalnya, telah membentuk band baru bernama DamnDogs. (vivanews.com).
Sebagai penggemar kedua lagu hits mereka, saya ucapkan terima kasih pernah hadir di muka bumi. Tak mengapa bubar, yang jelas sudah pernah mengukir sejarah. Terima kasih JET. Semoga sukses bagi personilnya di lain waktu dan tempat. Ukir lagi sejarahmu!

 Jet sendiri pertama kali di bentuk pada tahun 2001 di Melbourne dan mulai terkenal dengan LP mereka yang dirilis pada tahun 2003 “Get Born” dan kemudian membuat mereka mendapatkan predikat sebagai “The highest selling debut” dalam sejarah Australia. Selain itu LP pertama mereka ” Get Born” juga ditampilkan dalam iklan Apple iPod dan telah diunduh sebanyak 1.3 juta kali. Album kedua terakhir mereka “Shine On” dirilis pada tahun 2006 dan pada tahun 2009 Jet kemudian merilis “Shaka Rock” mendapatkan total penjualan sebanyak 212,000 copy di U.S
Dalam press release mereka juga ditambahkan walaupun Jet tidak lagi menjadi sebuah grup, masing-masing dari mereka akan tetap berkarya dengan musik mereka, lebel baru , rekaman dan merilis lagu. Sementara itu Chris Cester dan Mark Wilson juga telah mengumumkan tentang side project mereka DamnDog.

Band members

 




Final lineup
Previous members
  • Doug Armstrong – bass guitar (2001–2002)
  • Jason Doukas – keyboards (2001)
Former touring/session musicians

Video albums

Year Album details
2004 Right! Right! Right!
  • Released: 1 November 2004
  • Label: Elektra
2004 Family Style
  • Released: 23 November 2004
  • Label: Elektra
  • Awards and nominations

    APRA Awards

    The APRA Awards are presented annually from 1982 by the Australasian Performing Right Association (APRA).
    Year Recipient Award Result
    2005 "Are You Gonna Be My Girl" – Nicholas Cester, Cameron Muncey Most Performed Australian Work Overseas Won
    "Cold Hard Bitch" – Nicholas Cester, Christopher Cester, Cameron Muncey Most Performed Australian Work Overseas Nominated
    "Look What You've Done" - Nicholas Cester Song of the Year Nominated
    Most Performed Australian Work Nominated
    Jet – Nicholas Cester, Cameron Muncey, Chris Cester Songwriters of the Year Won
    2006 "Are You Gonna Be My Girl" – Nicholas Cester, Cameron Muncey Most Performed Australian Work Overseas Won
    "Cold Hard Bitch" – Nicholas Cester, Christopher Cester, Cameron Muncey Most Performed Australian Work Overseas Nominated
    "Look What You've Done" - Nicholas Cester Most Performed Australian Work Overseas  Nominated
    2007 "Are You Gonna Be My Girl" – Nicholas Cester, Cameron Muncey Most Performed Australian Work Overseas Won
    "Look What You've Done" – Nicholas Cester Most Performed Australian Work Overseas Nominated
    2010 "She's a Genius" – Christopher Cester Most Played Australian Work Nominated
    "She's a Genius" – Christopher Cester Rock Work of the Year Nominated
    2011 "Seventeen" – Nicholas Cester, Christopher Cester, Cameron Muncey Most Played Australian Work Won
    "Seventeen" – Nicholas Cester, Christopher Cester, Cameron Muncey Rock Work of the Year Won 
  •  

The Strokes | Rock n Roll band

Pasukan rock n roll dari amerika ini beranggotakan

1. Julian Casablancas( Lead Vocal)
3

2. Nick Valensi ( Guitar, Backing Vocals)


3. Albert Hammond JR(Guitar , Backing Vocal)


4. Nikolai Fraiture( Bass guitar)
5. Fabrizio Moretti( Drums, Percussion)

Sejarah Awal.

The Strokes bermula dari Julian Casablancas (vocalist) , Nicak Valensi (guitarist), ama Fabio Mozaretti (drums)main band bareng selama di Dwight School , Manhattan. Nikolai Fraiture ( bass) udah jadi temen Julian Casanlancas sejak mereka sekolah bareng di Lycée Français de New York. 
Sejak umur 13 tahun, Julian Casablancas udah di kirim ke Swiss untuk sekolah di Le Rosey. Sekolah boarding buat ningkatin perfoma ilmunya. Di Swiss Julian Casablancas ketemu Albert Hammond JR
(guitarist). Nantinya Hammond ke New York dan kuliah di New York University. Berbagi apartement sama Julian Casablancas. Mereka mulai band ama tempat yang terkenal di Manhattan Mercury Lounge. Akhirnya pemboking Mercuy Lounge mau untuk jadi manajernya. Sampai mereka mengirim demo ke Rough Trade Studio di UK . Yang memicu single " Last Nite" di luncurkan via website majalah NME yang bisa di download di web tersebut. Single itu ada pemanasan sebelum album EP Modern Age di luncurkan tahun 2001. EP album ini membuat perusahaan rekaman perang penawaran buat band rock n roll terkeren di tahun itu

Perjalanan band.

The Strokes akhirnya merilis album IS THIS IT di USA tahun. Menyusul kemudian di UK . Dengan label rekaman RCA. Lagu New York City Coops berubah nama jadi "When it Started" di USA. Karena lagu itu terinspirasi dari serangan 11 september 2001. Is this it album beraroma melodic garage rock mendapatkan banyak pujian dari mainstream maupun independent. Majalah Rolling Stones memberi bintang 4. Membuat para pengritik dan pengamat musik menempatkandi 10 besar terbaik. Majalah TIME memasukan album ini ke album terbaik tahun tersebut. Banjir pujian dan penghargaan membuat mereka tour dunia ke Jepan, Australia, Selandia Baru, Eropa, ama Amerika Utara.  Di tahun 2009 album Is This It  menjadi album terbaik dalam dekade 2000an. Lagu The Strokes masuk ke peringkat lagu terbaik di majalah Rolling Stones dengan tema" 100 best song of  the 00's, singlenya Hard to Explain peringkat 59 sementara Last Nite menempati peringkat 16.
Di bulan Januari 2011 majalah Rolling Stones mensurvei di facebook untuk debut album terbaik.
Is This It masuk peringkat 10 di belakang debut album Pearl Jam. Room on Fire menjadi album kedua The Strokes dengan produser Nigel Godrich ( pernah kerja bareng Radiohead). Lagi, mendapat pujian dari pengamat, tapi kurang laku dalam pasar. Dengan single pertama 12:51 yang mengunakan berbagai keyboard buat nyamain suara gitar dari Valensi. Single lain dari album ini "Reptilia, What Ever Happened, I Can't Win. Di bulan September tahun 2005 .  Ngeluarin single pemanasan "Juicebox" yang ekslusif di web download. Akhirnya Album ketiga First Impression of Earth di rilis bulan September 2006.  Album ini langsung meluncur di peringkat 4 untuk kawasan USA dan Peringkat 1 di UK. Meskipun penjualan awal yang kuat, First Impressions of Earth menerima penerimaan terburuk, baik secara komersial dan kritis, dari semua album mereka. Tahun 2006 , The Strokes tour ke UK dengan 18 kota sold out tikenya. Ujungnya mendapatkan NME AWARD dengan kategori "Best Internationa Band". Selain Juicebox single di album ini adalah You Only live once.
Istirahat panjang mereka lakukan. Di tahun 2009 awal Julian Casablancas dan Nick Valensi mulai menulis lagu untuk album baru . Terjadi kejenuhan selama proses album dan hanya menghasilkan 1 lagu yaitu " Life is simple in the moonlight. Karena gaya produser mereka Joe Chicarelli. Inspirasi list lagu mereka seperti Arctic Monkeys, MGMT, Crystal Castles.  February 2011, The Strokes mengeluarkan single pertama "Under Cover of Darkness. Single lain lain dari album ini Taken for a fool, ama You're So Right. April 2012, Nikolai Faiture ngetweet kalo mereka menuju ke studio dan mengeluarkan ide ide brilian mereka.

Ulasan Pribadi
Band The Strokes menurut gue band yang musiknya asli nendang kuping buat pecinta rock n roll . Mereka adalah penganti The Rolling Stones. Menghidupkan kembali panggung Rock n Roll. Mereka termasuk band indie jadi musik mereka bebas gak terlalu mainstream tapi malah pihak mainstream tetep memuji mereka tanpa ragu. Musikalitas The Strokes paten terbukti lagu "Take it or leave it " masuk dalam daftar guitar terbaik di majalah rolling stones. Dalam dekade ini kita lagi meliat perkembangan pesat hip-hop plus RnB. Aliran Rock tertutupi populeritas Hip-Hop ama RnB. Biar begitu The Strokes tetep punya fans tersendiri dan bisa eksis ampe sekarang. Gue berdoa semoga nantinya bisa ke Indonesia . Ngeliat langsung aksi Julian, Nikolai , Valensi, Albert, Fabrizio mengetarkan panggung .Amin..


Berikut list lagu hits The Strokes:
!.  Someday
2. New York City Coops
3. Take it or leave it
4. 12:51
5  You only live once
6. Last Nite
7. Juicebox
8. Under Cover of Darkness
9. You're So Right
10. Taken for a fool
 

Minggu, 09 Juni 2013

The Doors | Rock n roll band

The Doors

    The Doors dibentuk di Los Angeles 1960 oleh Ray Manzarek, Jim Morrison, John Densmore, dan Robby Krieger.
     Band ini mengambil namanya dari buku Aldous Huxley, The Doors Persepsi, judul yang merupakan referensi untuk kutipan William Blake: “Ketika pintu persepsi dibersihkan, hal-hal yang akan muncul kepada manusia sebagaimana adanya .. tak terbatas.. “Mereka adalah di antara tindakan rock yang paling kontroversial tahun 1960-an, terutama karena liar Morrison, lirik puitis dan tokoh panggung yang karismatik tapi tak terduga. Pada tahun 1967 album pertama mereka pun dirilis dengan judul THE DOORS. Album ini direkam hanya dalam beberapa hari karena sebagian besar lagu direkam secara live dan hanya dalam satu kali rekam. Album ini sukses dalam penjualan dan berhasil meraih 5 platinum.
Dalam waktu singkat The Doors naik menjadi grup band papan atas. Aksi panggung dan karisma Jim Morrison menjadi daya tarik tersendiri buat The Doors. Lirik puitis yang kadang sulit dimengerti menjadi ciri khas lagu-lagu The Doors.
5 album yang dirilis kemudian selalu mencapai angka penjualan yang tinggi dan mendapat platinum. Album ke 5 mereka L.A WOMAN bahkan mencapai doble platinum. Namun kesuksesan itu akhirnya harus surut juga.
1971, saat berlibur di Perancis, Jim Morrison ditemukan tewas di dalam bak mandi di kamar hotelnya. Sampai sekarang belum ada kepastian tentang penyebab kematian Jim karena belakangan diketahui bahwa Jim dimakamkan di Perancis tanpa menjalani proses otopsi.
Setelah kematian Jim Morrison, The Doors tetap eksis dan sempat menelurkan 2 album lagi. Sektor vokal yang kosong diisi oleh Krieger dan Manzarek. Dua album ini tidak berhasil mengulang sukses album-album sebelumnya. Namun saat The Doors menemukan rekaman suara Jim Morrison membacakan puisi sesaat sebelum meninggal dan mencoba menambahkan musik dan merilisnya dalam album AN AMERICAN PRAYER, tingkat penjualan album kembali melonjak.
Dengan formasi terakhir Brett Scallions, Robby Krieger, Ray Manzarek, Ty Dennis, dan Phil Chen, The Doors tetap menjadi grup musik legendaris.

   Meskipun karir aktif The Doors ‘berakhir pada tahun 1973, popularitas mereka sudah berlangsung. Menurut RIAA, mereka telah terjual lebih dari 32,5 juta album di Amerika Serikat saja.  band ini telah menjual 90 juta album di seluruh dunia Ray Manzarek dan Robby Krieger terus tur sebagai Manzarek-Krieger, pertunjukan lagu-lagu Doors eksklusif.. Tiga dari album studio band, The Doors (1967), LA Woman (1971) dan Hari Strange (1967), yang ditampilkan dalam daftar Rolling Stone The 500 Album Terbesar Sepanjang Masa, di posisi 42, 362 dan 407 masing-masing. Pada tahun 1993, The Doors dilantik ke Rock and Roll Hall of Fame.

. Jim Morrison

 Orang-orang tidak ingin melihatnya bernyanyi, namun mereka ingin melihat keanahan apalagi yang ditampilkan vocalis urakan itu.
Potongan klip dari film eksperimen besutan Jim Morrison dan Paul Ferrara berjudul HWY: An American Pastoral, membuka dokumenter ini. Jim yang berperan sebagai Sang Pengembara yang sedang mengendarai mobil Mustang, seakan mendengarkan radio yang menyiarkan berita kematiannya.
   Dalam kejadian sesungguhnya, dia ditemukan tewas di bak kamar mandi apartemennya di Paris, Prancis, pada 3 Juli 1971. Adegan selanjutnya adalah potongan- potongan sejarah. Morrison menuntut ilmu di University California Los Angeles (UCLA) di mana literatur dan sinema menjadi minatnya. Medio 1960, ia bertemu dengan mahasiswa UCLA bernama Ray Manzarek yang kagum saat Morrison menyanyikan Moonlight Drive.
   Ray yang memegang instrumen keyboard, mengusulkan membentuk band dengan merekrut temannya dari kelas meditasi, John Densmore sebagai penabuh drum. Bergabungnya gitaris Robby Krieger membuat formasi band itu paripurna. Th e Doors, itulah nama yang dipilih diambil dari bait puisi karya William Blake dalam buku milik Aldous Huxley berjudul Th e Doors of Perception. Th e Doors menjadi band tetap pada klub Whisky a Go Go.
    Jim mulai menunjukkan performa bermusik yang kontroversial. Suatu malam ia datang di bawah pengaruh acid dan LSD dan menyanyikan Th e End. Gara-gara lirik bermakna ganda yang diartikan sebagai inces (hubungan seks sedarah), padahal ia sedang menginterpretasikan ulang kisah Oedipus Rex, mereka dipecat dari klub tersebut.
Namun, performa itu menimbulkan impresi yang sangat dalam dari pemilik Electra Records, Jac Holzman dan produser Paul Rothchild. Sodoran kontrak empat album tanpa ragu segera ditandatangani. Album debut berjudul Th e Doors hanya digarap selama 5 hari. Rilis pada Januari 1967, melahirkan The End yang berdurasi panjang sekitar 12 menit serta hit nomor satu Light My Fire.
    Album itu membuka jalan kesuksesan dan kenakalan Morrison. Kali ini dalam siaran langsung televisi Ed Sullivan Show, meski diminta agar tidak menyebutkan kata higher dalam lagu Light My Fire yang berkonotasi “teler” atau “mabuk”, dia tetap menyanyikan lirik lagu itu utuh. Album Strange Days menyusul dengan single People Are Strange, Love Me Two Times serta When The Music Over. Tingkah Morrison semakin tak terkendali.
    Saat konser di New Haven Arena, dia berkelahi dengan polisi yang naik ke panggung lantaran sebelum konser Morrison menghina seorang petugas. Selanjutnya Waitin’ For Th e Sun dirilis pada 1968, meski mendapat kritik dari media dan pengamat, album itu tetap melahirkan hit seperti Hello, I Love You dan perubahan bermusik seperti penggunaan barisan orkestratiup pada Touch Me.
    The Soft Parade menjadi album terlama mereka yang pernah direkam yakni selama sebelas bulan. Periode 1969-1971 menjadi masa terkelam bagi Th e Doors, terutama Morrison. Insiden Miami menjadi bagian terburuk dalam sejarah band itu. Konser Miami pada 1 Maret 1969 itu menjadikan Morrison sebagai rockstar pretensius.
    Orang-orang tidak ingin melihat dia bernyanyi, namun ingin menyaksikan keanehan apalagi yang ditampilkan vokalis urakan tersebut. Hasilnya, Morrison yang bermasturbrasi di atas panggung dituntut kurungan penjara 6 bulan dan denda lantaran dianggap berbuat asusila di depan publik. Album LA Woman menyelamatkan The Doors dan Morrison merilis An American Prayer, sebuah kumpulan puisi yang ditulisnya.
    Setelah album ini rilis, dia mengambil rehat sebentar dan pindah ke Paris bersama Pamela Courson, kekasihnya. Di sana, Morrison banyak menghabiskan waktu dengan membaca dan menulis puisi. “Apakah kamu di situ?” ucap Morrison yang ditujukan kepada Pamela, menjadi kata-kata terakhirnya sebelum ditemukan tak bernyawa di bak kamar mandi.
Anti Oliver Stone
    Tom DiCillo, sineas dan sinematografer asal AS, pembesut dokumenter ini mengubah narator yang sebelumnya dianggap membosankan pada saat pemutarannya dalam Festival Film Sundance 2009. Aktor Johnny Depp, yang kebetulan pernah diaudisi Oliver Stone untuk peran Jim Morrison, diminta untuk mengisi ulang suara narator.
    Tom memasukkan dua film eksperimen HWY: An American Pastoral yang dibesut Morrison bersama rekan UCLA-nya Paul Ferrera pada 1969. Serta dokumentasi footage konser, Feast of Friends. Tak ada satupun mantan anggota band yang tersisa terlibat dalam pembuatan dokumenter ini dengan alasan menjaga kenetralan sudut pandang.
    Meski begitu, Ray Manzarek menyatakan bahwa dokumenter ini adalah benar kisah nyata The Doors dan menjadi anti Oliver Stone. Ia mengacu pada Th e Doors, fi lm fi ksi besutan Stone pada 1991, yang menurutnya ada esensi yang melenceng dari sejarah band tersebut. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Robby Krieger yang mensahihkan gambaran keakuratan akan fi gur Morrison daripada fi ksi yang diperankan oleh Val Kilmer dalam fi lm versi 1991 itu.
Jim, Jimbo, dan James
    Dokumenter ini memang lurus. Tak mengungkit misteri penyebab kematian Morrison yang didiagnosa karena serangan jantung. Apakah dia benar-benar mati karena kecanduan heroin? Apakah Pamela Courson kekasihnya membunuhnya? Juga tak mengangkat mitos “klub 27,” suatu mitos yang seputar meninggalnya para seniman —kebanyak an musisi rock yang mati muda dengan dugaan bunuh diri pada usia 27 tahun.
Jimi Hendrix, Janis Joplin, Brian Jones gitaris Rolling Stones, lalu Morrison. Bahkan 23 tahun kemudian vokalis Nirvana, Kurt Cobain dalam usia yang sama, 27 tahun, ikut mengambil langkah kelam yang sama dengan melesakkan pelor ke dalam mulutnya. Tidak seperti versi Oliver Stone yang seakan justru mengesankan Morrison sebagai rockstar yang kotor dan tak bermoral, dokumenter ini jujur mengangkat dan menelusuri transformasi sang bintang, menampilkan seorang Morrison apa adanya.
    Morrison seakan terbagi menjadi tiga persona. Jim adalah sisi baik, sisi manusia nan rapuh. Sedangkan sisi iblis, pemberontak, berandal, pendobrak aturan ialah ego yang sering disebut oleh Ray Manzarek sebagai Jimbo. Sisi puitis, romantis, pujangga yang kalem, tak mau berhubungan dengan dunia dan segala ketenarannya disebut James.
    Sisi Jim adalah seniman yang masih menganggap musik adalah cara yang ampuh melawan serta menyembuhkan (penyakit) dunia. Namun, setelah Perang Vietnam usai, setelah era psychedelic dan rock ‘n roll berlalu, gagalnya pesan Generasi Bunga itu, yang masih menganggap musik dan cinta masih ampuh. Dunia (AS) jatuh ke dalam era kemapanan dan konsumerisme kapitalisme, era 1970an. Saat rock ‘n roll menjadi industri, sekadar tontonan dan hiburan, bintang rock menjadi pretensius, muncullah antagonis Jimbo.
Ia meninggal sebagai James, sang pujangga. Maka dari itu jasadnya dikubur di pemakaman Père Lachaise, Prancis, dimana banyak tokoh dunia, dari fi lsuf, negarawan dan seniman legendaris dibaringkan, di antaranya Oscar Wilde dan Edith Piaf. Kendati bukan dokumenter biografi yang komprehensif, When You’re Strange mampu menangkap sisi lain yang unik dari sebuah band bernama Th e Doors dan seorang Jim Morrison.
. Film Dokumenter The Doors

Film dokumenter tentang perjalanan The Doors, salah satu grup band paling fenomenal di muka bumi ini, akan segera rilis. Film besutan Tom DiCillio berjudul When You're Strange itu, di AS hanya rilis di even-even khusus sejak tahun lalu.
Film yang narasinya dihantarkan oleh aktor Johnny Depp itu, diharapkan dapat menjadi anti tesis atas film feauture berjudul The Doors besutan sutradara handal, Oliver Stone. Sebagaimana dimaklumi publik, pada tahun 1991, Stone pernah melahirkan film The Doors dengan memasang aktor Val Kilmer sebagai sosok Jim Morrison.
Namun, alih-alih mendapatkan sambutan hangat, publik, teristimewa pencinta The Doors, malah memandang sebelah mata film yang berkisah tentang perjalanan grup band itu. Maka dari itu, sebagaimana harapan kibordis The Doors, Ray Manzarek film dokumenter ini akan menjadi menjadi film yang anti-Oliver Stone.
Karena, imbuh dia, di versi dokumenternya, diklaim akan menceritakan hal ihkwal yang lebih detil tentang perjalanan grup band The Doors. Selain tentu saja, di versi teranyarnya ini, akan berkisah tentang perjalanan hidup Jim Morrison, vokalis utama sekaligus ikon band The Doors.
Fenomenal
The Doors adalah band rock asal AS yang terbentuk pada tahun 1965 di  Los Angeles, California. Selama keberadaanya di industri musik, The Doors diperkuat oleh Jim Morrison (vokal), Ray Manzarek (kibor), John Densmore (drum), dan Robby Krieger (gitar). Sebagaimana dicatat sejarah, pada era tahun 60-an, keberadaan The Doors diklaim sangat fenomenal.
Hal itu dikarenakan grup band ini dicitrakan dengan keberadaan sosok vokalisnya, Jim Morrison yang liar, namun mahir menghasilkan lirik yang puitik, sekaligus berkarisma di atas panggung. Namun, sejak kematian Morrison pada tahun 1971, pelan dan pasti, sinar grup band ini meredup. Meski ketiga sekawannya, masih berikhtiar tetap mengibarkan bendera The Doors hingga tahun 1973.
Pada tahun 73 pula, The Doors secara resmi mengumumkan pembubaran mereka. Sebagaimana diumumkan RIAA, institusi rekaman yang sangat dipercaya di AS, sepanjang karirnya The Doors telah menjual lebih dari 32.5 juta album di AS saja. Sedangkan di seluruh dunia, mereka telah menjual album sebanyak 75 juta kopi!.
Nah, perjalanan hidup The Doors, teristimewa sang ikonnya, yaitu Morrison yang wafat pada usia 27 itulah, yang dikisahkan di film dokumenter berjudul When You're Strange ini. Di film berdurasi 90 menit itu, kisah The Doors yang telah menghasilkan sejumlah album yang terangkum dalam album terbitan tahun 1967, berjudul The Doors, 1967 (Strange Days), 1968 (Waiting for the Sun), 1969 (The Soft Parade), 1970 (Morrison Hotel), hingga 1978 (An American Prayer) dikisahkan.
Uniknya, ihwal kematian Morrison pada usia 27 tahun di Paris Prancis, dalam catatan sejarah resmi, banyak penyanyi rock yang juga wafat pada usia itu. Tercatat nama Alan Wilson dari Canned Heat, Jimi Hendrix, Kurt Cobain dari Nirvana, Janis Joplin, Brian Jones dari The Rolling Stones, dan Gary Thain dari Uriah Heep. Bahkan kekasih Morrison bernama Pamela Courson, juga wafat pada usia 27 tahun.
When You're Strange kali pertama diputar di Festival Film Sundance pada 17 Januari 2009, dan mendapatkan apresiasi yang positif. Para pendukung lakonnya adalah dedengkot The Doors yang masih sehat walafiat seperti John Densmore, Robby Krieger, dan Ray Manzarek.

Led Zeppelin | Rock n roll

Led Zeppelin
Led Zeppelin adalah band Rock dari London, Inggris, yang dibentuk oleh Jimmy Page (gitar) pada tahun 1968 dengan nama awal “The New Yardbirds“, berdasarkan pada nama band Jimmy Page sebelumnya, “The Yardbirds“.
Dengan musiknya yang menonjolkan suara gitar yang unik, keras dan berat, campuran pengaruh Blues, Folk dan diberi nuansa Rock, Led Zeppelin dianggap sebagai salah satu nenek moyang Heavy Metal dan Hard Rock.
Led Zeppelin bubar setelah John Bonham (drum) meninggal pada 1980. Namun demikian musik-musiknya melegenda dan tetap dicintai pengemarnya.
Album Led Zeppelin telah terjual lebih dari 300 juta keping di seluruh dunia, termasuk 111.5 juta unit bersertifikat di Amerika Serikat, membuat Led Zeppelin menjadi salah satu band paling laris sepanjang masa. Semua album Led Zeppelin mencapai 10 puncak tangga lagu Billboard di Amerika Serikat. Led Zeppelin juga mendapatkan peringkat pertama pada “VH1’s 100 Greatest Artists of Hard Rock“.
Banyak musisi terkenal dan band dari berbagai genre telah mengakui pengaruh musik Led Zeppelin. Antara lain Black Sabbath, Judas Priest, Iron Maiden, Venom, Metallica, Megadeth, Guns N’ Roses, AC/DC, Rush, KISS, Soundgarden, Queen, Van Halen, Red Hot Chili Peppers, Audioslave, Nickelback, Def Leppard, Rainbow, Pearl Jam, Aerosmith, Whitesnake, Alice Cooper, Madonna, The White Stripes, Smashing Pumpkins, Lynyrd Skynyrd, Motley Crue, Boston, Dinosaur Jr., The Cult, Heart, Cheap Trick, Tori Amos, The Black Crowes, Queens of the Stone Age, Shakira, Ben Harper, Velvet Revolver, Dio, Beastie Boys, Katie Melua, Gabriella Cilmi, B’z, Junoon, dan masih banyak lagi.
Led Zeppelin, “The Heaviest Band of All Time“, “Band terbesar tahun 70-an“, “Band Rock paling abadi dalam sejarah“.

Anggota :

  • Robert Plant - Vokal, Harmonika
  • Jimmy Page - Gitar
  • John Paul Jones - Bas, Keyboard
  • John Bonham - Drum

Diskografi :
  • Led Zeppelin (1969)
  • Led Zeppelin II (1969)
  • Led Zeppelin III (1970)
  • Led Zeppelin IV (1971)
  • Houses of the Holy (1973)
  • Physical Graffiti (1975)
  • Presence (1976)
  • The Song Remains the Same [live] (1976)
  • The Song Remains the Same [video] (1976)
  • In Through the Out Door (1979)
  • Coda (1982)
  • Led Zeppelin Boxed Set [kompilasi] (1990)
  • Led Zeppelin Remasters [kompilasi] (1990)
  • Led Zeppelin Boxed Set 2 [kompilasi] (1993)
  • The Complete Studio Recordings [kompilasi] (1993)
  • BBC Sessions [live] (1997)
  • Early Days: Best of Led Zeppelin Volume One [kompilasi] (1999)
  • Latter Days: Best of Led Zeppelin Volume Two [kompilasi] (2000)
  • Early Days and Latter Days [kompilasi] (2002)
  • How the West Was Won [live] (2003)
  • Led Zeppelin [video] (2003)
  • Mothership [kompilasi] (2007)
  • Definitive Collection [kompilasi] (2008)

WAWANCARA JIMMY PAGE



Jimmy Page, lahir di Middlesex, Inggris pada tahun 1944. Pemusik yang dikenal sebagai arsitek musik Led Zeppelin ini, memulai karirnya sebagai session guitaris pada awal tahun 60 an. Di samping itu ia juga dikenal sebagai produser rekaman, antara lain untuk rekaman John Mayall. Ia mulai bergabung dengan The Yardbirds pada tahun 1966, untuk kemudian mendirikan Led Zeppelin pada tahun 1968, bersama Robert Plant, John Paul Jones dan John Bonham. Lewat album pertama Led Zeppelin, yang berjudul Led Zeppelin, Page tidak hanya menunjukan kepiawaiannya bermain musik tapi juga kepiawaiannya sebagai produser rekaman, hingga lewat album Led Zeppelin ia memunculkan dirinya sebagai salah seorang produser generasi pertama untuk rekaman stereo.
Tahun 1975, bersamaan dengan dikibarkannya perushaan rekaman milik Led Zeppelin Swan Song, Jimmy Page terjerumus pada penggunaan obat bius. Ketika Led Zeppelin bubar di tahun 1980, Jimmy Page hilang dari kancah musik untuk sekitar dua tahun. Ia muncul kembali tahun 1982, dengan rekaman musik sound track film yang dibintangi oleh Charles Bronson, Death Wish I dan Death Wish II. Selain itu ia juga mengkompilasi rekaman Led Zeppelin, yang belum pernah dirilis dengan judul Coda. Ia juga sempat membentuk grup The Firm bersama Paul Rodgers ex Free, menghasilkan dua album. Kemudian sempat juga membantu album solo Robert Plant Now & Zen dan merilis album solo pertamanya Outrider. Tahun 1993 Jimmy Page merekrut David Coverdale, melahirkan album Coverdale/Page dan beberapa rangkaian pertunjukan di Jepang. Pada tahun 1994, tanpa mengajak John Paul Jones Jimmy Page bekerjasama dengan Robert Plant merilis rekaman akustik No Quarter dan pertunjukan di MTV Unplugged. Dan pada tahun 1998 Page dan Plant merilis album dengan karya-karya baru liwat album Walking in Clarksdale, yang gagal di pasar. Kiprah Page di tahun 2000, ditandai dengan bergabungnya dirinya dengan konser Black Crows untuk tur dan live album Black Crows live in Greek. Selain berbagai aktifitas itu, setelah bubarnya Led Zeppelin Page juga aktif memproduseri project-project Led Zeppelin baik itu, DVD, CD dan LP.

Jimmy Page adalah orang terakhir yang ditemui oleh UNCUT untuk di wawancarai. Wawancara berlangsung tanggal 10 Maret 2008 di Hotel Gore, Kenningston ditengah badai terburuk sepanjang sejarah Inggris dalam 25 tahun terakhir. Terlihat sehat dan rupawan pada usianya yang ke 64, setelah sedikit berbasa basi untuk perkenalan wawancara dimulai..

17600816-17600818-large  

 Kenangan dan perasaan seperti apa yang tertinggal pada diri anda atas event 10 Desember tahun kemarin ?

Pertama-tama, saya pikir apa yang menjadi maksud kami telah kesampaian. Jika melihat respon publik, mereka banyak yang tergugah. Pertunjukan ini betul-betul berbeda dengan saat kami latihan. Namun memang inilah yang kami ingin lakukan, permainan berkembang dengan tidak keluar dari kerangka lagunya. Singkatnya, misi yang kami emban telah kami selesaikan.

Adakah saat-saat ketika sedang berlatih ketika anda berpikir “Kita harus main bagus, Kita tak harus memainkan lagu ini……

Yeah, pada saat latihan pertama. Perhatikan situasi psikologis pada saat itu. Jika ada empat anggota band berada dalam satu ruang untuk berlatih bersama, tentu tak ada seorangpun yang mau untuk menjadi penyebab kegagalan latihan yang sedang dilakukan. Semua datang dengan suatu tekad, saya yakin bisa membuat berhasil. Dan sungguh sangat menyenangkan bisa bermain musik dengan kesungguhan seperti itu.

Anda naik ke atas panggung dengan mengenakan kacamata hitam, apa yang bisa Anda lihat di wajah orang-orang yang menonton di barisan depan ?

Saya tidak memperhatikan penonton. Saya merasa tenggelam pada tiga lagu pertama yang disajikan secara medley, non-stop, dan ketika saya membuka kacamata saya, saya juga tidak bisa melihat penonton. Saya sudah hanyut pada musik yang saya mainkan, kami mencurahkan diri kami pada konser ini, kami berkomitmen secara total dan tak ada sesuatupun yang bisa menganggunya- bahkan tidak juga jari saya yang terluka—lupakan itu. Tak ada sesuatupun yang bisa membatalkannya.

Apa musik (lagu) yang paling berkesan yang anda mainkan saat itu ?

Dari mulai feedback yang saya keluarkan, semuanya terbangun hingga lagu “Kashmir” . Semua orang yang hadir, apakah itu penonton biasa atau musisi, menganggap Kashmir luar biasa.

Bagaimana suasana dibelakang panggung, sehabis pertunjukan? Apakah semuanya terasa emosional ?

Memang. Anak-anak saya ada di sana. Saya ingin bertemu mereka sebelum pertunjukan dimulai dan kemudian setelahnya, sejauh yang saya tahu it was going to be intense spectacle for them. Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di ruang bawah dengan keluarga saya, dengan keluarga John Paul Jones, dengan keluarga Robert dengan keluarga Jason. Emosional. Begitu juga di panggung, sangat emosional, namun dalam pengertian positif . Intense. Sangat nikmat rasanya bermain dalam suasana seperti itu.

Hampir semua ulasan media memuji permainan anda, dan John Paul Jones berkata bahwa ini adalah permainan terbaik anda……..

Itu pendapatnya. Saya harus katakan ada beberapa momen. Yaitu, ketika kita harus bertindak spontan pada malam itu. Kita selalu ingin tahu apakah kita masih bisa melakukannya. Saya tahu saya bisa. Orang-orang berpikir bahwa saya sudah tidak bermain musik belakangan ini, padahal tidak, saya selalu bermain musik sepanjang waktu.

Musik Led Zeppelin ditulis ketika anda berusia 20 -30 tahunan. Adakah hal-hal didalam musik tersebut yang sulit untuk dimainkan ketika anda sekarang berusia 60 an ?

Tidak. Saya tidak akan bicara begitu, asalkan secara mental dan fisik kita sehat dan yang memainkan para pemain aslinya, saya tidak ingin mengatakan tiap orang berusia 60 an bisa memainkan musik Led Zeppelin. Ada hal-hal yang jauh lebih kompleks dari bisa anda lihat dan katakan. Ada sesuatu yang tersembunyi bagaimana musik tersebut bisa teramu menjadi satu.

Tentu. Kami juga tidak pernah berpikiran bahwa URIAH HEEP, pada usia 60 an, bisa dengan mudah memainkan musik Led Zeppelin

Tidak. Saya juga tidak akan mampu memainkan lagu Uriah Heep. Namun musik Led Zeppelin saya kira sudah mendarah daging pada diri saya. Sudah menjadi bagian diri saya. I just go into sort of….sebagai contoh sebuah lagu yang kami mainkan saat kami berlatih adalah “The Rover”. Now, kami belum pernah memainkan “The Rovers” sebelumnya, dalam versi lengkap.

Saya selalu berpendapat “The Rover” sebagai gambaran paling bagus tentang Led Zeppelin pada puncak kepercayaan dirinya

That sort of swagger ? I’s got real swagger about it. An intenational swagger.

Well, saya berpikir lebih kepada dakta bahwa anda telah menulis lagu yang hebat, namun tiba-tiba anda memutuskan untuk tidak memasukan lagu tersebut dalam album (House Of The Holly), padahal seharusnya kan masuk dalam album tersebut.

Well, ya. Tapi semua ada tempat dan waktunya. Tempat untuk the Rover ada pada album “Phsycal Gravity”, yang nampaknya memang cocok

Apakah akan ada cd dan dvd yang dikeluarkan dari konser O2 ?

Semuanya memang direkam, namun kita belum ada rencana untuk merilis dvdnya. Kami belum melihat hasil gambar maupun suaranya. Sangat mungkin suatu saat nanti akan keluar dvdnya, namun itu artinya harus kerja keras untuk memprosesnya.

Kami mengetahui liwat media-media yang terbit hari minggu bahwa Robert telah menolak tawaran tur dunia untuk Led Zeppelin. Mengapa ? Mungkinkah tur Led Zeppelin terjadi ?

Fokus kami adalah konser di O2. Itu Fokus saya. Mengenai Robert, ia punya proyek yang perngerjaannya bersamaan dengan Led Zeppelin (bersama Allison Krause), dan berlangsung sukses, yang saya duga membuatnya tak punya waktu untuk Led Zeppelin. Apa yang saya lakukan sekarang…apa yang saya lakukan sekarang….bahwa latihan bersama kami dan pertunjukan di O2 sangat memberi inspiras, OK ? Itu saja yang bisa saya katakan.

Ok, tapi apakah Led Zeppelin….

Itu saja jawab yang bisa saya berikan pada anda.

Tidak bisa melangkah lebih jauh dari itu ?

Saya tidak tahu apa yang telah dikatakan oleh John Paul Jones. Saya juga tidak tahu apa yang telah Robert katakan. Namun saya bisa merasakan, dan…..

Namun terdengarnya anda, anda sendiri, terbuka pada gagasan tur Led Zeppelin, dan mungkin sebuah album ? Saya tidak bermaksud anda membuat janji..

Well, jangan suruh saya membuat janji. Saya tahu bagaimana … Look, saya mulai pembicaraan ini dengan berkata bahwa ada suatu tekad untuk berhasil, ketika kami melakukan latihan. Dan semua memegang betul-betul komitmen tersebut. Sekarang jika anda bicara tentang tur..tentang album baru—hanya satu syarat yang membuat semua itu bisa terjadi. Syarat itu adalah komitmen. Itu yang mebuat konser O2 berhasil.

Namun apakah di kantor Led Zeppelin, telepon terus berbunyi ? Tawaran dari para promotor dari Amerika untuk melakukan tur, tawaran dari para pengusaha rekaman……..

Oh. Ya, saya yakin itu. Saya yakin itu.

Apakah hal seperti itu mengganggu anda ?

Mengapa saya harus merasa terganggu dengan hal itu ? Tidak, saya tidak merasa terganggu.

Dalam hal…..

Saya Tidak merasa terganggu dengan itu. Menurut pandangan saya, begitu banyak orang yang mengenal saya, baik mereka yang hadir di konser O2 maupun yang tidak dan berkata, apakah anda akan melakukan tur ? “Well, pada masa-masa ini tidak. Pada masa-masa ini belum ada rencana..”

Paling tidak, apakah hal ini memberi dorongan dan memberi tekad baru ? Sebagai contoh ketika di wawancara pada tahun 2004 anda berkata –anda sedang menggarap sesuatu yang baru dan radikal, tak terduga— Sudah sampai tahap mana hal yang sedang anda garap itu sekarang ?

Saya akan katakan pada anda secara musik apa yang sedang saya garap. Mereka adalah semacam kendaraan dan kerangka kerja yang dapat diterapkan—karena saya masih ingat satu hal yang saya katakan dalam wawancara tersebut bahwa – riff yang bagus adalah riff yang bagus—namun ini adalah kendaraan-kendaraan yang tak dapat diterapkan dalam beragam situasi. Saya mungkin punya sesuatu yang dapat saya rekam secara mudah dengan orkestra drum etnik atau band rock. Anda mengerti maksud saya ? Atau bisa juga dimainkan secara akustik. Inilah aplikasinya. Namun saya siap, saya siap mempersembahkan materi yang telah saya peroleh.

Saya tidak tahu apakah anda mengingat, Namun sudah sekitar 10 tahun anda tidak merilis album (lagu) baru. Terakhir adalah adalah saat anda merilis album Page & Plant Walking Into Clarkscadale….

Itu tidak masalah. Mengapa harus jadi masalah ?

Ada suatu masa ketika….

Tidak, saya mengerjakan hal-hal lain setelah itu…..ada suatu masa yang..apa ?

Keika anda tak berdaya untuk memenuhi harapan publik untuk mendengar karya terbaru dari anda. Untuk didengarkan, dinikmati dan dikagumi.

Apa, maksud anda, dalam format band ? Oh, ya, ya, itu benar. Tapi saya belum pernah punya band untuk melakukan tur. No, tapi saya sudah mengerjakan beberapa projek.

Namun bukan album baru. Sejak akhir tahun 1998, Anda menggarap sebuah live album bersama The Black Crows, namun itu sesungguhnya tidak bisa disebut album baru.

Ya, tapi saya baru saja selesai mengerjakan sebuah proyek dokumenter, dan saya membuat beberapa karya baru dalam proyek tersebut. Saya memiliki cukup karya baru untuk dijadikan semacam…semacam tantalising dan…..yes, untuk menerapkan kembali to that, shall we say.

Jika Anda melihat kebelakang, pada cara Anda membangun Led Zeppelin pada tahun 1968, apakah semuanya berjalan dengan mudah ? Maksud saya anda menghubungi Terry Reid, untuk menjadikan dia penyanyi Led Zeppelin, dia menolak, namun dia tahu siapa yang lebih tepat untuk mengisi tawaran yang anda berikan, dan ia juga tahu drumer terbaik di Inggris…

Pernahkah anda mendengar lagu River yang dibawakan oleh Terry Reid ? Belum? Karena jika belum, saya hanya berusaha untuk menunjukan apa alasan saya mempertimbangkan Terry Reid untuk bergabung. Selain itu ada sesuatu yang relatif yang berkaitan dengan hal ini secara keseluruhan. Anda berkata bahwa John Bonham adalah drummer terbaik di England ? Ya saya setuju. Namun reputasinya tidak terdengar di London. Namanya juga tidak terdengar di Midlands. Ia baru mulai bermain dengan Tim Rose—ia tentu saja tidak main dengan Robert—namun ketika saya dengar John Bonham bermain—well, memang tidak yang perlu diragukan lagi. Saya katakan , Anda bersimpati pada John Bomham. Semua orang bersimpati pada John Bonham.

Seandainya Terry Reid menerima tawaran untuk bergabung dengan Led Zeppelin, mungkin anda akan memiliki vocalis yang bagus—namun tidak memiliki kualitas luar biasa seperti yang diperlihatkan oleh Robert Plant pada album Led Zeppelin ke 1. Suara yang luar biasa, sexy, ada di antara suara perempuan dan laki-laki. Adakah penyanyi lain yang memiliki suara seperti itu pada saat itu ?

Tidak sampai tingkatan yang dimiliki oleh Robert. Ia menarik range vokalnya jauh di atas yang lain. Terry Reid dan Steve Mariot berkarakter vocal seperti ini, namun bermain di mid-range, sedang Robert mengolah lagi karakter vocal ini. Ia tidak bernyanyi seperti ketika pertama kali saya bertemu dengan dia di Midlands. Setahu saya ia belum pernah menyanyi seperti yang ia perlihatkan di album Led Zeppelin ke 1. Setahu saya John Paul Jones juga belum pernah bermain seperti di album Led Zeppelin ke 1 . Tak ada seorangpun yang bermain seperti itu. Demikian juga saya.

Benarkah lagu “Whole Lotta Love” ditulis di atas panggung pada suatu pertunjukan di Amerika. Ketika anda semua sedang membawakan lagu Gare mimm

Bukan, Bukan. Itu Salah besar. Lagu-lagu tersebut kita garap bersama saat kita sedang (berlatih) mematangkan beberapa lagu untuk dimasukan pada album ke dua Led Zeppelin. Saya memiliki sebuah riff, semua orang sedang berada di rumah saya, dan semuanya bermula dari sana. Tak pernah ditulis di atas panggung. Dari mana anda mendengar itu ?

Saya membaca dari sebuah buku.

(Kasar) Oh, bagus. Benar-benar sebuah informasi yang menyesatkan. Saya harap ini yang terakhir, ini paling tidak akurat.

Anda adalah salah seorangdari kelompok produser di tahun 1968, menjadi kelompok produser yang membuka kesadaran orang untuk tidak hanya mendengarkan musik dari player mono, namun harus pindah ke player stereo dan headphone.

Ya saat itu saya baru melakukan tur bersama The Yardbirds di Amerika, dan sesuatu yang menarik perhatian saya adalah di sana ada dua jenis radio. Yang pertama adalah Radio dengan orientasi top 40, yang berada di jalur AM, yang memutar lagu-lagu dari rekaman single, dan yang satunya lagi radio-radio yang berada di jalur FM, yang biasa memutar lagu satu album penuh. Saya pikir ini luar biasa, karena kita bisa mendengar performa sebuah band secara utuh. Ini membuka pikiran saya. Orang-orang yang mendengar siaran FM inilah yang akan menjadi target pendengar saya.

Namun aspek stereo? Begitu banyak sound effect yang luar biasa yang terdapat pada album Led Zeppelin ke 1 …

Saya tahu dengan pasti, banyak orang-orang yang mendengar lagu menggunakan head phones. Ini hal yang sangat penting pengaruhnya dalam memproduksi sebuah rekaman. You get a lot of movement going on (sambil melambaikan tangan diudara), Disamping senang mengerjakan ini, hal ini juga menghadirkan gambaran luar biasa ketika kita mendengarnya.

Bagaimana sound efek yang unik bisa terdengar pada akhir lagu “When The Leaves Breaks” bisa didapat ? Saya selalu membayangkan anda duduk di sana dengan memegang Joystick…

Memang seperti itu, bukan ? Menarik dalam lagu “…leave breaks” anda mendengar backwards harmonica, backward echo, phasing, dan there’s flanging, dan pada ujungnya anda mendengar this super-dense sound, in layers, semua terhimpun disekitar bunyi drum, dan anda mendengar suara Robert konstan di tengah, dan semuanya mulai membentuk spiral dengan Robert sebagai pusatnya. It’s all done with panning.

Seberapa penting, Led Zeppelin harus jadi grup besar, dikenal secara international, sekaligus juga sebagai grup yang berkualitas ?

Pada awalnya datang pada masa Yardbirds and putting it altogether. Saya memiliki rencana jangka panjang, tidak hanya menjadikan sebuah band yang hanya menghasilkan sebuah single dan trite music. Musik yang dihasilkan harus musik yang bisa berumur panjang, dan harus punya kualitas. Etika semacam itu…..Well, Anda ingin keberhasilan bukan, yang artinya musik kita akan didengar. Dan selain itu teman-teman anda akan berkata, “Wow itu betul-betul grup band yang bagus.” Dan kami tidak, ini kuncinya, tidak perlu kuatir tentang single, atau pikiran wah nanti apa lagi ya setelah “Whole Lotta love” pada album ketiga ? Tidak kami tidak perlu itu ! Sebab jika ya, hal ini akan membatasi kita. Semuanya harus keluar, semuanya harus terbuka, pergi menuju cakrawala, seluas-luasnya, seluas-luasnya dan seluas-luasnya.

Pada lagu “In My Time Of Dying”, di album Physical Graffity, berakhir dengan sebuah joke dan ledakan tawa. Kelihatannya agak tidak cocok, setelah permainan musik yang demikian serius sepanjang 11 menit. Apakah reaksi humor seperti itu memang khas Led Zeppelin di studio ?

Kami hanya merasakan saat-saat yang menyenangkan. Look, kami memang punya kerangka lagu”In My Time Of Dying”. OK, namun itu hanya sebagai landasan kita untuk meluncur dan selanjutnya kami mengerjakan apa yang harus Led Zeppelin kerjakan. Kami ngejam. Kami punya sebuah bola. Kami mainkan.

Ketika anda sedang menggarap DVD The Song Remains The Same, apa yang terlintas dalam pikiran anda pada saat menyaksikan penampilan Jimmy Page muda pada tahun 1973 ?

Well, it was sticky tape & glue, really. Rekaman live itu di ambil oleh para pembuat film dari konser kami, lebih dari tiga malam berturut-turut. Mereka mengambil gambar lebih dari itu, namun mereka mungkin ada masalah dalam soal komunikasi, karena anda akan melihatnya, jika anda melihat flm secara keseluruhan, banyak bagian gambar yang hilang dalam lagu-lagu yang dimainkan. Banyak lubang-lubang di sana Maka saya melakukan gerakan tiruan di Shepprton pada bagian yang saya mainkan di Madison Square Garden, namun meskipun saya punya perkiraan pada lagu yang saya mainkan malam demi malam, tiruan saya tidak bisa persis. Oleh karenanya film The Song Remains the Same yang dirilis pada tahun 70 an, sedikit ada ketidak sempurnaan..

Anda belum menjawab pertanyaan saya. Ketika anda menyaksikan pemain gitar yang sedang bermain di Madison Square Garden, di film The Song Remains The Same—dia adalah pimpinan sebuah band rock terhebat di dunia, ia berpakaian sangat keren, ia memainkan gitar dengan alat penggesek biola, ia memiliki potongan rambut terbaik sepanjang hidupnya…..

Ha ha ha ha ha !

….apakah anda melihat dia dan berpikir, wow—my God – ia begitu mengesankan..

(terdiam) Saya melihat dia dan berpikir, Ia telah sungguh-sungguh menjalaninya. Ia benar-benar menyatu dengan musiknya. Dan itu begitu indah. Saya bisa merasakan itu, dan saya bisa melihat ia memanfaatkan kesempatan-kesempatan. Dan saya juga bisa melihat ia membuat kesalahan-kesalahan.

Anda sering disebut sebagai kurator dari warisan-warisan Led Zeppelin, benarkah ?

Tidak benar, namun tentu saja saya berusaha untuk yakin bahwa karya-karya tersebut tidak yang mencemari. Saya sangat sadar akan itu.

Adakah perasaan yang berbeda bermain bersama Robert di O2 dengan bermain bersama Robert saat tur Page&Plant pada tahun 90 an ?

Tentu saja berbeda, karena penampilan di O2 jauh lebih baik. Dengan tidak bermaksud mengecilkan para pemusik pendukung pada tur Page & Plant, tentu jauh lebih baik memainkan sebuah karya dengan para pemain inti yang ikut mengalami proses pembuatan lagu tersebut. Itu adalah Robert, Itu adalah saya dan itu adalah John Paul Jones.

Mengapa akhirnya proyek Page & Plant tidak berlanjut ?

Lpnya sesungguhnya bagus. Tapi penjualannya terus menurun. Seharusnya ada suatu pemecahan, namun justru ini masalahnya, bukan ? Saya memiliki banyak materi, dan beberapa di antaranya benar-benar bagus, dan Robert sudah mendengarnya, namun ia punya rencana lain. Ia ingin menggarap solo album. Cukup fair.

Robert saat ini sedang menjalani tur dengan Alison Krauss, apakah ini mengganggu anda ? Atau mungkin anda ingin berkata, Hey Robert bagaimana ini dengan Led Zeppelin ?

No, karena ia telah membuat banyak penyimpangan dan hal itu adalah yang ingin ia lakukan. Ia boleh melakukan apa yang ia mau. Kami adalah orang-orang dewasa. Namun saya tahu apa yang inspirasional dan apa yang menantang, dan itulah yang secara pribadi, secara pribadi yang akan menjadi arah tujuan saya.

Seandainya akan ada album baru Led Zeppelin, akankah anda berharap menjadi produsernya, seperti album-album terdahulu ?

Tidak, saya tak berminat untuk itu.

Kami tahu andalah yang punya peran besar, sejak album Led Zeppelin ke 1 hingga yang terakhir, namun apakah anda bisa membayangkan karya-karya tersebut didengar orang 40 tahun kemudian ?

Susah mengatakan bahwa saya masih hidup 40 tahun lagi. Namun kenyataannya saya mendengar musik-musik tahun 30 an, musik rock ‘n’ roll awal tahun 50 an. Saya banyak mendengarkan musik dari masa-masa sebelum saya dilahirkan. Jadi ada kemungkinan Led Zeppelin pun akan diperlakukan demikian. Saya berpendapat bahwa lagu-lagu yang ada dalam album-album Led Zeppelin…saya enggan mengatakannya, merupaka tex book bagi para musisi.. Setiap orang yang memainkan instrument,dan mereka yang punya daya apresiasi , akan banyak hal yang bisa mereka peroleh. Dan tidak hanya itu, bagi orang-orang yang tidak memainkan alat musik sama sekali…..akan banyak hal yang juga bisa mereka peroleh. Mereka bisa mendengarnya. Mereka bisa mengapresiasinya, mengapa atau bagaimana musik Led Zeppelin bisa demikian.

John Bonham (Led Zeppelin)



Nama John Henry Bonham tidak dapat dilepaskan dari sejarah band rock legendaris, Led Zeppelin.
Kepiawannya menggebuk drum membuat lelaki kelahiran 31 Mei 1948 ini menjadi salah satu panutan bagi banyak pemain drum sampai saat ini. Sayang usianya hanya mencapai 32 tahum. Drummer dari Britania Raya ini meninggal pada 25 September 1980 karena diduga kebanyakan mengkonsumsi minuman keras. Kepergiannya yang mendadak, tidak hanya membuat terpukul rekan-rekannya, tapi juga penggemar Led Zeppelin di seluruh dunia.
Tak lama setelah kepergian Bonham, para personel Led Zeppelin memutuskan membubarkan diri. Tidak hanya Led Zeppelin, Bonzo--panggilan Bonham--pun menjadi legenda musik rock. Bonzo dikenal memiliki pengaruh yang besar bagi banyak pemain drum. Bonzo lahir di Redditch, Worcestershier, Inggris. Ayah dan kakek Bonzo memiliki nama serupa, John Henry Bonham, namun orang-orang biasa memanggil ayah Bonzo dengan panggilan Jack. Mereka mendirikan perusahaan kayu yang diberi nama JH Bonham & Son. Sedangkan Joan, ibunda Bonzo, mengelola agen koran lokal demi menambah penghasilan keluarga dan membesarkan ketiga putra-putri mereka yang terdiri dari Bonzo, Mike, dan Debbie.
Bonzo tumbuh dan besar dalam lingkungan pekerja industri. Bonzo sempat bercita-cita meneruskan usaha keluarga yang telah dirintis oleh kakek dan ayah mereka. Namun cita-cita itu tidak terwujud. Ternyata dia lebih tertarik dengan drum. Sebenarnya bakat Bonzo bermain drum sudah terlihat sejak usianya masih 5 tahun. Dia membuat drum dari kardus dan menggunakan garpu dan pisau sebagai stik. Alhasil banyak peralatan dapur yang hilang.
Dia mendapatkan snare drum pertamanya pada usia 10 tahun dari sang ibu, Joan. Pada usia 15 tahun, sang ayah memberikannya satu set drum komplit. Bonzo sangat menyukai Gener Krupa, drummer jazz. Krupa sangat berpengaruh dalam musik jazz Amerika karena permainannya yang enerjik. Bonzo juga mengidolakan Buddy Rich, drummer yang memiliki kemampuan cepat dalam melakukan roll.
Pada tahun 1960 Bonzo melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah Lodge Farm County. Bonzol dikenal sebagai anak yang suka berkelahi.  Setelah meninggalkan bangku sekolah, Bonzo bekerja di perusahaan ayahnya dan mengisi waktu senggang dengan bermain musik dengan band-band lokal. Terry Web and The Spiders adalah band pertamanya. Dia juga bermain dengan beebrapa band lain di Birmingham. Bonzo menikah dengan seorang gadis bernama Pat Phillips pada 1965. Kehidupan keluarga muda ini sangat pas-pasan.
Dia bergabung dengan grup A Way of Life dan membuat sebuah demo yang direkam di studio di Birmingham. Pukulan Bonzo yang keras  membuat manajer studio tidak mampu merekam suara dram yang dihasilkan. Manajer itu mengeluh dan berkomentar,“Dengan pukulan sekeras itu Bonzo bakalan menjadi dramer yang gak punya masa depan!” A Way of Life pun vakum. Kemudian Bonzo bergabung dengan grup Crawling King Snakes.  Saat itu adalah pertemuannya dengan  vokalis muda bertalenta yang nantinya akan menjadi vokalis Led Zeppelin, Robert Plant.
Pertemuan Bonzo dengan Jimmy Page adalah kelanjutan dari perjalanann Bonzo. Saat itu Jimmy sedang mencari personil untuk sebuah proyek baru setelah band sebelumnya -The Yardbirds- bubar. John Paul Jones (bassis) adalah orang pertama yang bergabung dengan Jimmy setelah membaca iklan dari selebaran. Kemudian Jimmy mengajukan tawaran kepada Terry Reid untuk menjadi vokalis. Hanya saja Terry waktu itu udah menandatangani kontrak solo karir dengan produser Mickie Most sehingga menolak tawaran Jimmy. Tetapi dari Terry lah kemudian Jimmy mendapat nama Robert Plant.
Nah, saat Jimmy mengajak Robert untuk bergabung, Robert langsung merekomendasikan Bonzo.  Jimmy sempat menilai Bonzo bukan drummer tepat untuk bandnya. Permainan Bonzo yang keras membuyarkan keinginan Jimmy untuk membuat musik akustik. Seperti ada magnet yang kuat, Jimmy justru tertarik dengan Bonzo, Kemudian mereka melakukan jam session. Sikap Bonzo yang emosional kerap menyulut kemarahan Jimmy. Meski begitu mereka akhirnya klop.
Selama hidupnya, Bonzo adalah seorang yang menggilai mobil sport dan sepeda motor antik. Bonzo juga  melakukan proyek-proyek sampingan bersama musisi-musisi lain. Pada tahun 1969  Bonzo, juga Jimmy dan John Paul Jones, muncul bersama The Family Dogg’s dalam album A Way of  Life. Pada 24 September 1980, Bonzo meninggalkan peternakannya di Old Hyde di Worcestershire untuk latihan bersama Led Zeppelin di Studio Bray,Berkshire. Dia pergi bersama Rex King, salah seorang asisten manajer.
Latihan ini sebagai persiapan konser keliling Amerika Serikat.  Di tengah perjalanan menuju Berkshire, Bonzo meminta Rex berhenti sejenak di sebuah pub. Bonzo merasa lapar. Setelah melahap beberapa ham dan meminum jus jeruk, Bonzo menenggak 16 sloki vodka. Saat di studio, Bonzo tetap menenggak vodka. Latihan pun selesai sampai di situ sebelum beberapa saatkemudian seluruh personil berkumpul di rumah baru Jimmy di daerah Windsor. Di rumah yangterletak di tepian sungai Thames itu, Led Zeppelin berkumpul untuk terakhir kali.
Dalam satu hari itu, Bonzo diperkirakan telah menenggak sekitar 40 sloki vodka! Keesokan hari, tanggal 25 September 1980, Benji LeFevre (asisten Robert) mencari-cari Bonzo. Pukul 13.45 Benji yang ditemani John Paul Jonesmemasuki ruang tidur untuk membangunkan Bonzo. Menyaksikan wajah Bonzo yang terpejam biru dan pucat. Saat itu Bonzo sudah tidak bernyawa. Dia dinyatakan tewas akibat terlalu banyak menenggak minuman beralkohol. Kematiannya sungguh mengejutkan dunia musik rock. Sebuah komplek pemakaman di pekarangan gereja kecil yang sunyi di Worcestershire menjadi saksi bisu kunjungan ribuan penggemar dari Led Zeppelin. Bahkan beredar kabar tidak jarang penggemar band ini kerap berziarah dan mengadakan upacara kecil di pekarangan Rushock Parish Church, tempat menaburkan abu jasad Bonzo yang telah dikremasi.
Nisan Bonzo terletak di balik bangunan gereja. Dari sekian banyak nisan yang tersebar di pekarangan itu. Pengunjung dari berbagai belahan dunia mengunjungi makam Bonzo. Bahkan setiap 25 September, pengunjung yang datangberasal dari berbagai belahan dunia. Pada tahun 2005, tepat 25 tahun setelah kepergian Bonzo, Pat menulis di secarik kertas, “I
miss you more each day. My love will never die.
Dalam sebuah wawancara, Jimmy mengungkapkan  Bonzo adalah seorang musisi yang luar biasa. “John Bonham adalah seorang musisi yang sangat luar biasa dan punya teknik yang jauh melampaui orang-orang di sekelilingnya bahkan pada saat usianya masih belasan, benar-benar fenomenal,” ujar Jimmy. Bersama Bonham, Led Zeppelin   merilis 9 album dan mencapai sukses dengan hit seperti Stairway to Heaven, Black Dog, Whole Lotta Love, dan Kashmir. Kematian Bonzo menandai akhir perjalanan grup musik ini. Meski demikian, beberapa kali grup ini tampil dengan drummer pengganti, di antaranya putra kandung John, Jason Bonham. (adam/berbagai sumber)

Equipment :
Drums
- Studio and touring kit (1969–1970)
   Drums - Ludwig Thermo Gloss Natural Maple
    - 15×12ʺ Tom
    - 16×16ʺ Floor Tom
    - 18×16ʺ Floor Tom
    - 26×14ʺ Bass Drum

- Studio and touring kit (1970–1973)
   Drums - Ludwig Maple Series in Green Sparkle
    - 14×10ʺ Tom
    - 16×16ʺ Floor Tom
    - 18×16ʺ Floor Tom
    - 26×14ʺ Bass Drum
    - 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare
    - 29ʺ Machine Timpani (1972+)
    - 29ʺ, 32ʺ Universal Timpani (1972+)
    - Ludwig Speed King Bass pedal
- Touring kit (1973–1975) [49]
   Drums - Ludwig Amber Vistalite
    - 14×10ʺ Tom
    - 16×16ʺ Floor Tom
    - 18×16ʺ Floor Tom
    - 26×14ʺ Bass Drum
    - 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare
    - 29ʺ Machine Timpani
    - 32ʺ Universal Timpani
    - Ludwig speed king bass pedal
- Touring kit (1977–1980)
  Drums - Ludwig Stainless Steel
   - 15×12ʺ Tom
   - 16×16ʺ Floor Tom
   - 18×16ʺ Floor Tom
   - 26×14ʺ Bass Drum
   - 14×6.5ʺ Ludwig Chrome Supraphonic 402 Snare—42 Strand Snare (vs. the standard 20)[50]
   - 29ʺ Machine Timpani (1972+)
   - 32ʺ Universal Timpani (1972+)
   - Ludwig Speed King Bass pedal

Cymbals
Paiste Cymbals
  - Paiste "Giant Beat" series (1969–1970):
    15" Giant Beat Hi-Hats (w/ hi-hat tambourine)
    18" Giant Beat Multi
    20" Giant Beat Multi
    24" Giant Beat Ride
  - Paiste "2002" series (1970–1980):
    15" 2002 Sound Edge Hi-Hats (w/ hi-hat tambourine)
    24" 2002 Ride
    18" 2002 Medium Crash
    20" 2002 Medium Crash
    18" 2002 Medium Crash (occasionally)
    38" Paiste Symphonic Gong
    Ludwig Cowbell (made by Paiste)

Drum heads
  - Remo Coated Emperors (or Ludwig equivalent)
Bass drum pedal
  - Ludwig Speed King Pedal (with tight spring tension)